Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saratoga (SRTG) Milik Sandiaga Uno Telan Kerugian Rp10,6 Triliun

Emiten milik Menparekraf Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatatkan kerugian sebesar Rp10,6 triliun hingga kuartal III/2023.
(Dari kiri) Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Michael W. P Soeryadjaya, Direktur Keuangan Lany Djuwita, dan Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Edwin Soeryadjaya (baru merah)
(Dari kiri) Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Michael W. P Soeryadjaya, Direktur Keuangan Lany Djuwita, dan Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Edwin Soeryadjaya (baru merah)

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik Menparekraf Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatatkan kerugian sebesar Rp10,6 triliun hingga kuartal III/2023. Adapun, net asset value (NAV) sebesar Rp49,8 triliun.

Mengacu laporan keuangan di laman BEI, net asset value Saratoga turun 18,96% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode kuartal III/2022 sebesar Rp61,51 triliun.

Adapun, SRTG mencatatkan kerugian neto sebesar Rp10,6 triliun pada 9 bulan 2023, dibandingkan periode tahun sebelumnya yang mencatatkan laba sebesar Rp7,14 triliun.

Penyebabnya, Saratoga membukukan kerugian neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp12,87 triliun dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp7,58 triliun.

Presiden Direktur SRTG Michael William P. Soeryadjaya mengatakan harga energi dan komoditas terus berfluktuasi dengan tingkat inflasi dan suku bunga global yang tinggi. Untuk menghadapi situasi tersebut, Saratoga menjalankan strategi investasinya secara lebih berhati-hati, disiplin dan mengedepankan pengelolaan arus kas yang kuat. 

"Kami tetap berfokus pada peningkatkan value dari perusahaan-perusahaan portofolio yang sudah dimiliki oleh Saratoga. Kami meyakini lini-lini bisnis baru yang dibangun akan terus memperkuat fundamental investasi Saratoga melalui perusahaan portofolio," kata Michael dalam keterangannya dikutip Rabu, (1/11/2023).

Nilai investasi SRTG di perusahaan blue chip turun 19,16% yoy menjadi Rp41,41 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp51,23 triliun. Beberapa emiten blue chip portofolio SRTG yaitu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO).

Sedangkan investasi saham SRTG di perusahaan berkembang juga turun 6,30% menjadi Rp5,61 triliun dibandingkan kuartal III/2022 sebesar Rp5,98 triliun. Sederet perusahaan berkembang portofolio SRTG yaitu PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM) PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA) dan PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII).

Di lain sisi, SRTG berhasil membukukan penghasilan dividen naik 22,30% yoy menjadi Rp1,69 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,38 triliun. Namun, kas dan setara kas akhir periode SRTG turun 46,66% menjadi Rp576,59 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,08 triliun.

“Saratoga juga akan tetap mengoptimalkan setiap peluang investasi di sektor-sektor strategis yang berdampak besar bagi keberlanjutan ekonomi nasional. Seperti sektor kesehatan, produk konsumen, infrastruktur digital dan energi terbarukan,” tambah Michael.

Berdasarkan neraca, total aset SRTG naik menjadi Rp50,71 triliun, dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp63,77 triliun. Liabilitas perseroan turun menjadi Rp2,40 triliun, sedangkan ekuitas juga turun menjadi Rp48,31 triliun.

Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Devin Wirawan menjelaskan secara operasional kinerja Saratoga juga didukung dengan tingkat efisiensi yang optimal. Hal ini tercermin dari rasio biaya dan utang yang rendah. Hingga kuartal III-2023 rasio biaya operasional tahunan terhadap NAV adalah sebesar 0,5 persen dan rasio pinjaman sebesar 0,3 persen, dibandingkan dengan 0,3 persen dan 0,9 persen di periode yang sama tahun lalu.

“Pada periode ini kami juga berhasil menurunkan biaya bunga sebesar 52% year on year (yoy) berkat penurunan utang bersih. Saat ini posisi utang bersih Saratoga adalah sebesar Rp 166 miliar atau menurun hingga 72% yoy dari sebelumnya Rp 588 miliar,” jelas Devin.

Sebagai informasi, berdasarkan data RTI Business per 30 September 2023, Sandiaga Uno menggenggam 2,91 miliar saham SRTG atau setara 21,51% saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper