Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rifan (RFB) Targetkan Transaksi 1 Juta Lot, Momentum Harga Emas Naik

PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) menargetkan transaksi mencapai 1 juta lot dan 1.200 nasabah baru pada 2023.
PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) menargetkan transaksi mencapai 1 juta lot dan 1.200 nasabah baru pada 2023.
PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) menargetkan transaksi mencapai 1 juta lot dan 1.200 nasabah baru pada 2023.

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pialang PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) menargetkan transaksi mencapai 1 juta lot dan 1.200 nasabah baru pada 2023. Hal ini terjadi seiring dengan momentum bullish harga emas.

Per September 2023, RFB sudah mencatatkan transaksi perdagangan berjangka komoditas (PBK) 530.117 lot. RFB pun menjadi pialang dengan transaksi terbanyak di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ/ JFX). Selain itu, dalam periode yang sama Januari-September 2023, RFB berhasil menggaet 963 nasabah baru.

"Targetnya sampai akhir 2023 transaksi bisa mencapai 1 juta lot dan klien menjadi 1.200 nasabah," jelas Direktur Utama RFB Muhamad Barkah, Jumat (27/10/2023).

Menurut Barkah, produk PBK yang paling menjadi favorit investor ialah emas karena fluktuasi harganya dan produknya sudah dikenal masyarakat. Dalam waktu dekat, RFB juga akan mengeluarkan produk berjangka perak.

Untuk memacu perkembangan PBK, RFB secara aktif juga menambah wakil pialang berjangka (WPB). WPB bertugas memberikan edukasi terhadap klien dan melakukan komunikasi secara intensif agar klien aau nasabah dapat memutuskan secara mandiri perihal aksi investasinya.

Idealnya, 1 WPB dapat melayani hingga 10 nasabah. Oleh karena itu, RFB menargetkan menambah jumlah WPB hingga 300 orang pada 2023, dan akan terus bertambah menjadi 1.000 WPB dalam 5 tahun ke depan.

Adapun, RFB saat ini memiliki 11 cabang, yang 2 di antaranya berada di Jakarta. Mayoritas investor PBK RFB masih berasal dari Jakarta.

Proyeksi Harga Emas 2023

Sementara itu, harga emas global berpotensi menyentuh level psikologis US$2.000, bahkan menanjak hingga US$2.100 seiring dengan konflik geopolitik Israel-Hamas yang meluas.

Syaiful Bachri, Senior Analyst PT Rifan Financindo Berjangka, menyampaikan saat ini perang Israel-Hamas menjadi sentimen utama yang diperhatikan pelaku pasar. Oleh karena itu, investor memburu aset safe haven seperti emas alih-alih dolar AS.

"Hal ini membuat harga emas global meningkat. Begitu juga dengan emas 24 karat Antam yang telah menembus rekor tertinggi Rp1,1 juta per gram. Tentunya emas berjangka lebih berfluktuatif dengan risiko dan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan emas fisik," paparnya, Jumat (27/10/2023).

Pada perdagangan Jumat (27/10/2023) waktu setempat, harga emas spot naik 1,09% menjadi US$2.006,37 per troy ounce, sedangkan emas Comex kontrak Desember 2023 naik 0,06% ke level US$1.998,50 per troy ounce.

The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin ke kisaran 5,25%-5,50% pada Juli 2023 sehingga imbal hasil obligasi bertenor panjang telah melonjak. Bahkan, ada kemungkinan The Fed mengerek suku bunga lanjutan pada pertemuan FOMC awal November 2023.

Sinyal kenaikan suku bunga The Fed semakin menguat seiring dengan lonjakan ekonomi AS. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat melesat pada kuartal III/2023 dengan laju tercepat sejak kuartal IV/2021.

Berdasarkan data pemerintah AS yang dirilis Kamis, (26/10/2023), produk domestik bruto (PDB) AS meningkat 4,9% pada kuartal III/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan PDB ini berada di atas proyeksi pasar yang memperkirakan PDB tumbuh 4,3% dan jauh lebih tinggi dari pertumbuhan PDB kuartal II/2023 sebesar 2,1%. Melesatnya ekonomi AS mengindikasikan The Fed akan kembali mengerek suku bunga acuan.

Menurut Syaiful meski The Fed kembali mengerek suku bunga acuan, harga emas masih berpeluang menembus level psikologis US$2.000. Bahkan, selanjutnya harga emas berpotensi menembus level tertinggi US$2.072, kemudian mengincar US$2.100.

"Sentimen utama emas masih perang Israel-Hamas, dibandingkan The Fed. Saat gejolak perang, emas naik dari US$1.810, sampai ke US$1.990. Beberapa analis bahkan menyebut US$2.000 bisa menjadi level support kuat baru untuk menuju US$2.100," jelasnya.

Namun demikian, saat ini dalam waktu dekat harga emas berada pada masa jenuh beli. Investor masih dapat melakukan akumulasi sebelum harga emas naik lagi. Apalagi awal tahun depan ada momentum Imlek, yang berpeluang meningkatkan permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper