Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekarang Merugi, Bukalapak (BUKA) Fokus Cetak Untung pada 2024

Bukalapak.com (BUKA) masih menderita rugi hingga kuartal III/2023, namun perseroanakan fokus menuju profitabilitas pada 2024 dan 2025.
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan pendapatan Rp3,3 triliun dan rugi bersih Rp776 miliar hingga kuartal III/2023. Manajemen BUKA menyampaikan fokus kinerja keuangan ke depan setelah rilisnya laporan keuangan kuartal III/2023 ini. 

Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan pihaknya senang dengan hasil kuartal ketiga tahun 2023 ini, terutama terhadap peningkatan margin kontribusi yang hampir enam kali lipat.

Menurut Teddy bisnis marketplace dan operasional online to offline (O2O) terus memberikan hasil yang baik di semua app dan platform, BUKA masih di dalam jalur yang tepat menuju target mencapai profitabilitas di kuartal-kuartal selanjutnya. Hal tersebut setelah BUKA meraih perbaikan EBITDA yang disesuaikan selama tujuh kuartal berturut-turut. 

"Setelah hal itu tercapai, kami dapat berfokus untuk secara konsisten tumbuh menuju profitabilitas pada 2024 dan 2025," kata Teddy dalam keterangan resminya, Jumat (27/10/2023). 

Menurut Teddy, BUKA tetap mengacu pada proyeksinya untuk mencapai keuntungan pada akhir 2023 dengan basis EBITDA yang disesuaikan. Dia melanjutkan, BUKA terus menunjukan komitmennya untuk mencapai pertumbuhan menuju keuntungan yang berkelanjutan. 

Sejalan dengan bisnis BUKA yang akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang, fokus BUKA adalah menumbuhkan bisnis-bisnis dengan take rate yang lebih tinggi serta mendorong efisiensi operasional, sehingga momentum pertumbuhan jangka panjang terus berlanjut. 

Pada kuartal III/2023, lanjutnya, Bukalapak berhasil meningkatkan take rate sebesar 64 basis poin menjadi 2,82% dari 2,17% pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang didorong oleh peningkatan dalam penyediaan dan efisiensi rantai pasokan.

Teddy melihat terdapat potensi untuk BUKA meningkatkan take rate karena manfaat dari berbagai produk dengan take rate yang lebih tinggi dapat dirasakan di seluruh platform di masa mendatang. 

Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan Bukalapak atau BUKA mencapai minus Rp95 miliar pada kuartal III/2023, meningkat 71% dari tahun sebelumnya. 

Angka tersebut mencerminkan peningkatan sebesar 18% dari proyeksi rata-rata awal yang diberikan bersamaan dengan hasil kinerja tahun 2022, di mana diproyeksikan adjusted EBITDA loss sebesar Rp100 miliar hingga Rp125 miliar untuk kuartal III/2023.

Secara operasional, pendapatan marketplace BUKA tumbuh 57% year-over-year (YoY) menjadi Rp635 miliar. Take rate di lini bisnis ini meningkat sebesar 109 basis poin menjadi 2,96% di kuartal ketiga dari 1,87% pada periode yang sama tahun sebelumnya yang didorong oleh peningkatan dalam penyediaan dan efisiensi rantai pasokan.

Margin kontribusi keseluruhan yang dihitung sebagai pendapatan dikurangi beban pokok pendapatan atau beban penjualan dan pemasaran, mengalami peningkatan sebesar 492% YoY karena biaya penjualan dan pemasaran menurun. 

Margin Kontribusi tumbuh menjadi Rp182 miliar pada kuartal ketiga dari Rp31 miliar pada periode yang sama tahun lalu, dengan margin kontribusi di bisnis O2O mencapai angka positif untuk pertama kalinya di bulan September 2023. Di bisnis Marketplace, margin kontribusi sebagai persentase dari TPV telah meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu ke 1,03%. 

Selain itu, BUKA juga menyebut sebanyak 73% dari TPV BUKA berasal dari luar wilayah tier 1 di Indonesia. Menurut manajemen dari sini terlihat jelas manfaat ganda dari model penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi toko ritel tradisional.

Bukalapak atau BUKA juga menurut Teddy berhasil menerapkan strategi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih kuat menuju profitabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan diiringi dengan pengelolaan beban dan pengeluaran. 

Rasio beban umum dan administrasi yang tidak termasuk kompensasi berbasis saham terhadap TPV selama 9 bulan ini meningkat menjadi -0,8% dari -1,0% pada periode yang sama tahun lalu.

Teddy menuturkan setelah mencapai hasil yang baik di 9 bulan 2023, pihaknya sangat fokus untuk terus mencapai kinerja yang baik di sisa tahun ini. 

"Kisah ekspansi margin terus berlanjut dan bisnis kami memiliki momentum yang baik serta peluang pertumbuhan yang sangat baik di masa depan," ucapnya. 

Dia melanjutkan pertumbuhan menuju profitabilitas secara berkelanjutan tetap menjadi komitmen utama BUKA, dan BUKA optimistis dapat terus mewujudkan hal ini bagi para pemegang saham secara jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper