Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Sudah Tembus Rp15.907 Jelang Data Ekonomi Penting AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka lanjut melemah ke level psikologis baru Rp15.907 per dolar AS
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka lanjut melemah ke level Rp15.907 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis, (26/10/2023). Sederet mata uang kawasan Asia lainnya juga terkoreksi, sedangkan dolar AS terpantau masih kokoh.

Berdasarkan data Bloomberg dikutip Kamis, (26/10/2023) pukul 09.02 WIB, rupiah dibuka melemah 0,23% atau 37 poin ke level Rp15.907 per dolar AS, setelah ditutup lesu pada perdagangan kemarin. Di lain sisi, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,10% ke posisi 106,63 pada pagi ini.  

Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, misalnya, yen Jepang melemah 0,02%, dolar Singapura terkoreksi 0,11%, dolar Hongkong turun tipis 0,01%, dan won Korea anjlok 0,50%.

Selanjutnya, dolar Taiwan melemah 0,13%, peso Filipina turun 0,19%, ringgit Malaysia melemah 0,12%, dan baht Thailand turun 0,28%. Sementara itu, rupee India dan yuan China terpantau stagnan pagi ini. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, dan berisiko ditutup melemah di rentang Rp15.850-Rp15.930 per dolar AS. 

Mengacu data Investing, Kamis, (26/10/2023), imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun melanjutkan kenaikannya ke level 4,96% atau mendekati level 5%, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi akan terus berlanjut.

Selain itu, Ibrahim juga mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah seiring dengan memanasnya situasi geopolitik Timur Tengah yang memicu adanya ketidakpastian dari kondisi ekonomi global. Hal ini pun akhirnya berdampak pada kenaikan harga minyak mentah dunia dan penurunan tingkat konsumsi masyarakat.  

"Untuk membantu meningkatkan konsumsi masyarakat, pemerintah telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan ekonomi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, berupa berbagai insentif yang akan di gelontorkan antara lain insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk properti, bantuan beras, hingga bantuan langsung tunai [BLT]," tulisnya dalam riset harian, Rabu (25/10/2023). 

Di lain sisi, pergerakan rupiah hari ini juga dipengaruhi oleh sikap pasar yang menunggu isyarat eknomi lebih lanjut dari AS, terutama terkait data produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 yang akan dirilis pada Kamis (26/10/2023).  

Tanda-tanda ketahanan data ekonomi AS akan memberi Federal Reserve (The Fed) lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper