Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Turun Akibat Aksi AS, Investor Abaikan Konflik Israel-Palestina

Harga minyak menurun lantaran Amerika Serikat (AS) mengurangi sanksi minyak terhadap Venezuela.
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak menurun lantaran Amerika Serikat (AS) mengurangi sanksi minyak terhadap Venezuela yang dapat membantu pasokan global. Adapun para pedagang memantau ketegangan di Timur Tengah yang dapat memicu meluasnya konflik. 

Pada perdagangan Kamis (19/10/2023) harga minyak WTI kontrak November turun 0,83% menjadi US$87,59 per barel. Harga minyak Brent kontrak Desember 2023 turun 0,89% menuju US$90,69 per barel.

Harga minyak WTI diperdagangkan dengan harga yang bertahan di sekitar US$88 per barel setelah naik 1,9% pada Rabu. Setelah kunjungan singkat ke Israel, Presiden AS, Joe Biden juga berencana memberikan pidato di Oval Office pada Kamis waktu setempat (19/10) untuk mencegah krisis ini semakin memburuk

Selain itu, AS juga menghentikan beberapa sanksi terhadap minyak Venezuela dan komoditas lain, sebagai respons terhadap penandatanganan perjanjian peta jalan pemilu antara pemerintah Presiden Nicolas Maduro dan oposisi. 

Para analis kemudian memperkirakan perubahan kebijakan AS tersebut memungkinkan  Venezuela memproduksi minyak sekitar 200.000 barel lebih per hari, naik sekitar 25%.

Harga minyak sendiri telah tidak stabil sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Ada kekhawatiran bahwa serangan darat yang diperkirakan dilakukan oleh Israel ke Gaza memicu respon lebih agresif dari Hizbullah, yang didukung Iran di Lebanon Selatan, dan mungkin Teheran. 

Sebagai catatan, Timur Tengah memasok sekitar sepertiga minyak mentah dunia. 

Analis RBC Capital Markets LLC termasuk Helima Croft dalam catatannya, mengatakan bahwa peluang bagi jalur diplomatik untuk mencegah perang yang lebih luas di Timur Tengah tampaknya akan segera berakhir. 

Ia juga menuturkan bahwa krisis regional tampaknya merupakan dampak yang paling mungkin, terutama karena Israel tampaknya masih berkomitmen melakukan serangan darat untuk menghancurkan Hamas.

“Sejumlah pelaku pasar tampaknya kesulitan dengan tingkat risiko yang ditimbulkan oleh krisis ini yang meningkat dengan cepat,” ujar mereka, yang sebelumnya menuturkan bahwa meskipun perang dengan Iran tidak dapat dipastikan, harga minyak tidak sepenuhnya mencerminkan risiko yang ada. 

Iran kemudian juga telah mengajukan permintaan embargo minyak terhadap Israel karena meningkatkan tekanan terhadap Hamas di Gaza. Citigroup Inc. mengatakan bahwa pemasok utama Israel, termasuk Kazakhstan dan Azerbaijan, kemungkinan tidak akan mengikuti seruan tersebut.

Di lain sisi, data AS menunjukkan pasar fisik yang sangat ketat. Simpanan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, yakni titik pengiriman untuk minyak mentah WTI telah menurun lebih dari 700.000 barel minggu lalu dan mencapai level terendah sejak 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper