Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayora (MYOR) Incar Laba Rp2,6 Triliun, Optimistis Penjualan Naik

PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) mengejar target penjualan sebesar Rp33,74 triliun dan laba bersih Rp2,6 triliun pada 2023.
Afiffah Rahmah Nurdifa,Iim Fathimah Timorria
Kamis, 12 Oktober 2023 | 13:47
PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) mengejar target penjualan sebesar Rp33,74 triliun dan laba bersih Rp2,6 triliun pada 2023. /mayora
PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) mengejar target penjualan sebesar Rp33,74 triliun dan laba bersih Rp2,6 triliun pada 2023. /mayora

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen makanan dan minuman, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) mengejar target penjualan sebesar Rp33,74 triliun dan laba bersih Rp2,6 triliun pada 2023.

Mayora mengerek target penjualan tersebut naik 10 persen dari tahun 2022 lalu senilai Rp30,66 triliun. Adapun, target ini sedikit di atas pertumbuhan tahun lalu yang menyentuh 9,9 persen. 

Direktur Mayora Ricky Afrianto mengatakan, pihaknya juga membidik laba bersih sebesar Rp2,60 triliun. Untuk itu, perlu strategi kencang bagi Mayora menyelesaikan target-target tersebut di sisa tahun 2023.

"Saya pikir, pertama, setelah pandemi, kita harus memastikan distribusinya naik lagi, yang mana kita lakukan sejak kuartal kedua. Sekarang semuanya terbuka, jadi sekarang kita harus cepat untuk memastikan ketersediaan di pasar," kata Ricky di Kantor Pusat Mayora, Selasa (10/10/2023). 

Tak hanya dari sisi distribusi pasokan produk ke ritel, Ricky juga menekankan pentingnya dukungan pemasaran dan investasi dalam brand. Dia memastikan Mayora akan fokus beriklan untuk mendorong visi dari strategi tersebut. 

Pada saat perusahaan lain menghentikan inovasi dan tidak mengeluarkan produk-produk atau brand baru, Mayora percaya diri untuk mulai tancap gas memperkenalkan produk barunya. Bahkan, selama pandemi, Ricky menyebut MYOR tetap merilis sekitar 10 varian merek makanan dan minuman baru. 

Ricky menuturkan, pihaknya optimistis penghujung tahun adalah momentum tepat di mana permintaan pasar kembali bergeliat, serta momentum masa pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang dapat mempercepat perputaran uang di tengah masyarakat. 

"Ini sudah hampir memasuki masa pemilu, semoga tidak ada halangan dan berlangsung Februari 2024. Nah, dari kuartal keempat biasanya sudah mulai ada peningkatan kekuatan konsumen terutama dalam industri Fast Moving Consumer Good [FMCG]," jelasnya. 

Optimisme Mayora juga ditopang pasar ekspor yang dinilai semakin cerah. Sebab, Mayora disebut menguasai sejumlah pasar dunia salah satunya melalui produk seperti Kopiko Candy yang menjadi permen kopi No.1 di dunia, atau Kopiko Coffee yang memegang kendali di Filipina. 

Adapun, produk Mayora saat ini dieskpor ke 100 negara lebih dengan kontribusi penjualan ekspor pada semester I/2023 mencapai 50 persen dari total pendapatan sebesar Rp14,81 triliun, naik 3,09 persen (year-on-year/yoy).

Penjualan kumulatif semester I/2023 didukung oleh kenaikan ekspor ke pasar Asia yang mencapai 6,99 persen menjadi Rp5,91 triliun dari sebelumnya Rp5,52 triliun. Pasar lainnya juga tumbuh 27,53 persen menjadi Rp395,18 miliar daripada Rp309,88 selama semester I/2022.

Adapun, pasar Indonesia sebagai kontributor penjualan terbesar justru terkoreksi 0,33 persen yoy. Per Juni 2023, Mayora mengantongi Rp8,50 triliun dari pasar dalam negeri, sementara pada semester pertama tahun lalu sebesar Rp8,53 triliun.

Kinerja Mayora Semester I/2023

PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) melanjutkan tren kenaikan laba bersih sepanjang semester I/2023. Bottom line MYOR tercatat tumbuh 86,59 persen year on year (YoY) dari Rp653,22 miliar pada semester I/2022 menjadi Rp1,21 triliun pada semester I/2023.

Kenaikan laba ini dinikmati MYOR meskipun pertumbuhan penjualan hanyalah sebesar 3,09 persen YoY dari Rp14,37 triliun menjadi Rp14,81 triliun. Top line Mayora cenderung tumbuh lebih landai karena kinerja penjualan kuartal II/2023 sebesar Rp6,36 triliun lebih rendah 24,67 persen daripada kuartal I/2023 yang menembus Rp8,45 triliun.

Di sisi lain, beban pokok penjualan selama periode 6 bulan 2023 juga turun sebesar 4,52 persen YoY menjadi Rp10,87 triliun selama Januari—Juni 2023, dibandingkan dengan Rp11,39 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Akibatnya, laba kotor MYOR terkerek hingga 32,15 persen menjadi Rp3,94 triliun sepanjang semester I/2023.

Penjualan kumulatif semester I/2023 didukung oleh kenaikan ekspor ke pasar Asia yang mencapai 6,99 persen menjadi Rp5,91 triliun dari sebelumnya Rp5,52 triliun. Pasar lainnya juga tumbuh 27,53 persen menjadi Rp395,18 miliar daripada Rp309,88 selama semester I/2022.

Adapun pasar Indonesia sebagai kontributor penjualan terbesar justru terkoreksi 0,33 persen YoY. Per Juni 2023, Mayora mengantongi Rp8,50 triliun dari pasar dalam negeri, sementara pada semester pertama tahun lalu sebesar Rp8,53 triliun.

Total aset produsen Kopiko ini mencapai Rp23,65 triliun pada akhir Juni 2023 atau naik dari posisi akhir 2022 sebesar Rp22,27 triliun. Kenaikan terutama disebabkan oleh bertambahnya kas dan setara kas dari Rp3,26 triliun per 31 Desember 2022 menjadi Rp5,00 triliun di Juni 2023. Persediaan yang dimiliki MYOR juga naik menjadi Rp4,49 triliun dari sebelumnya Rp3,87 triliun.

Sementara itu, liabilitas saham berkode MYOR ini naik menjadi Rp10,36 triliun dari Rp9,44 triliun pada akhir 2022. Bertambahnya liabilitas terutama berasal dari kenaikan pada utang usaha pihak ketiga dan utang lain-lain dengan pihak ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper