Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat ke Rp15.733 Bersama Mayoritas Mata Uang Asia, Dolar AS Lesu

Nilai tukar rupiah dibuka menguat ke level Rp15.733 pada perdagangan hari ini, Rabu (11/10/2023). Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah pagi ini.
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat ke level Rp15.733 pada perdagangan hari ini, Rabu (11/10/2023). Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah pagi ini, serta mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Rabu, (11/10/2023) pukul 09.09 WIB, rupiah dibuka menguat 0,03 persen atau 5,5 poin ke level Rp15.733 per dolar AS, setelah ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau melemah 0,08 persen ke posisi 105,74 pada pagi ini.

Adapun, beberapa mata uang Asia lainnya masih menguat terhadap dolar AS, misalnya yen Jepang dan dolar Singapura masing-masing menguat 0,03 persen, won Korea menguat 0,66 persen, peso Filipina menguat 0,22 persen, dan dolar Taiwan menguat tipis 0,01 persen.

Selanjutnya, rupee India menguat 0,02 persen, yuan China menguat 0,01 persen, ringgit Malaysia menguat 0,05 persen, dan baht Thailand naik 0,34 persen. Terpantau, hanya dolar Hongkong yang melemah tipis 0,01 persen terhadap dolar AS pagi ini.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, tetapi berpeluang ditutup melemah di rentang Rp15.720-Rp15.770 per dolar AS.

Menurutnya dolar AS menguat pada Selasa, didukung oleh status safe-haven seiring berlanjutnya kekerasan di Timur Tengah. Namun, kenaikan dolar ini terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat The Fed.

Para pelaku pasar bersiap menghadapi konflik berkepanjangan antara Israel vs Hamas, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang, dan Israel kemungkinan akan melancarkan serangan darat pertamanya di Gaza sejak tahun 2014.

"Namun, kenaikan dolar terbatas setelah beberapa pejabat Fed mengindikasikan bahwa aksi jual obligasi baru-baru ini mungkin mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut," tulis Ibrahim dalam risetnya, dikutip Rabu (11/10/2023).

Dari sentimen dalam negeri, sentimen datang dari Bank Indonesia (BI) yang melaporkan Survei Konsumen September 2023 menurun tipis. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2023 sebesar 121,7, lebih rendah dibandingkan dengan 125,2 pada Agustus 2023 meskipun berada pada zona optimis.

Kendati menunjukkan penurunan, namun optimisme keyakinan konsumen masih cukup kuat pada September 2023 yang didorong oleh tetap optimisnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan.

Pada September 2023, keyakinan konsumen terjadi penurunan optimisme terutama pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-Rp3 juta. Di samping itu, berdasarkan usia, keyakinan konsumen pada September 2023 juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper