Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Merangkak Naik, Hawkish Suku Bunga The Fed Mereda

Harga Emas global hari ini merangkak naik karena lesunya data tenaga kerja AS membuat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed berkurang
Harga Emas global hari ini merangkak naik karena lesunya data tenaga kerja AS membuat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed berkurang /Freepik
Harga Emas global hari ini merangkak naik karena lesunya data tenaga kerja AS membuat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed berkurang /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Harga Emas global hari ini merangkak naik atau mengalami rebound seiring dorongan sentimen rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Lesunya data tenaga kerja AS membuat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed berkurang. Data terbaru ekonomi AS tersebut menekan peluang kenaikan suku bunga acuan The Fed pada FOMC 1 November 2023 menjadi 18,20 persen dari sebelumnya di kisaran 30 persen.

Mengacu data Bloomberg, Kamis, (5/10/2023) pukul pada 09.01 WIB, harga emas Comex dan spot kompak naik. Harga emas spot menguat 0,36 persen atau 6,47 poin ke US$1.827,83 per troy ounce Pada saat sama, emas Comex kontrak Desember 2023 juga naik 0,33 persen atau 6 poin ke US$1.840,80 per troy ounce. 

Kemudian pada 10.40 WIB, emas Comex merangkak naik 0,37 persen atau 6,80 poin ke level US$1.841,60 per troy ounce. Sedangkan emas spot juga naik 0,33 persen ke level US$1.827,32 per troy ounce.

Adapun, harga emas mengalami kenaikan setelah data menunjukkan penyerapan tenaga kerja AS di luar sektor pertanian versi ADP dilaporkan sebanyak 89.000 orang pada September 2023, jauh di bawah bulan sebelumnya 180.000 orang dan perkiraan di Trading Central yang sebanyak 160.000 orang.

CEO Finex Agung Wisnuaji mengatakan, harga emas juga masih dibayangi keputusan hawkish dari Bank Sentral AS Federal Reserve yang masih akan menaikan suku bunga.

Sebagaimana diketahui, Federal Reserve memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps sekali lagi ke level 5,75 persen, setidaknya hingga akhir tahun. Adapun saat ini The Fed masih menahan suku bunga di level 5,25 persen-5,5 persen pada FOMC September 2023.

“Tentunya pasar juga menunggu kebijakan The Fed terkait suku bunga apakah akan ditahan di level tinggi atau tidak? Dampaknya harga emas bisa rebound terbatas,” kata Agung kepada Bisnis, dikutip Kamis, (5/10/2023).

Harga emas juga sempat tertekan kemarin setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS atau US Treasury Yield tenor 10 tahun sempat menyentuh 4,88 persen atau level tertinggi sejak 2007 pada Rabu, (4/10/2023). Namun pada hari ini yield obligasi AS berangsur kembali mereda ke kisaran 4,70 persen.

Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan harga emas turun tipis US$1,84 pada penutupan perdagangan Rabu (4/10/2023) ke US$1.821,03 per troy ons setelah melalui perdagangan yang volatil.

Harga emas kemudian berbalik turun setelah ISM melaporkan purchasing managers index (PMI) sektor jasa sebesar 53,6 pada September, meski melambat dari bulan sebelumnya 54,5 tetapi masih menunjukkan ekspansi (di atas 50) yang cukup kuat.

Selain itu, pesanan pabrik pada Agustus juga dilaporkan tumbuh 1,2 persen month-on-month (MoM), setelah turun 2,1 persen MoM pada bulan sebelumnya.

Menurut pandangan analis Monex, harga emas saat ini masih berada di dekat level terendah dalam hampir tujuh bulan terakhir, melihat data ADP yang jauh lebih rendah.

"Pelaku pasar tentunya mempertimbangkan kemungkinan rilis ada non-farm payrolls [NFP] versi pemerintah AS yang juga rendah pada Jumat besok. Sehingga ada peluang Gold naik pada perdagangan sesi Asia Kamis [5/10]," kata Tim Analis Monex.

Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi buy untuk produk emas:

-Entry Price: US$1.823,95 - US$1.828,11

-Level Support 1: US$1.822,42

-Level Support 2: US$1.818,00

-Level Resistance 1: US$1.830,36

-Level Resistance 2: US$1.835,33

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper