Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Merdeka Battery (MBMA) Alami Rugi Rp294,83 Miliar Semester I/2023

Melambungnya beban manufaktur menjadi penyebab emiten nikel afiliasi Garibaldi ‘Boy’Thohir PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) merugi.
Melambungnya beban manufaktur menjadi penyebab emiten nikel afiliasi Garibaldi ‘Boy’Thohir PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) merugi.  - Bloomberg/Muhammad Fadli
Melambungnya beban manufaktur menjadi penyebab emiten nikel afiliasi Garibaldi ‘Boy’Thohir PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) merugi.  - Bloomberg/Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA – Melambungnya beban manufaktur pada pos beban pokok pendapatan serta beban keuangan dan usaha menjadi penyebab emiten nikel afiliasi Garibaldi ‘Boy’Thohir PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) merugi. 

Laporan keuangan MBMA menunjukkan adanya kenaikan beban pokok hingga 210,40 persen menjadi US$332,55 juta atau setara dengan Rp4,98 triliun (kurs jisdor Rp15.000) sepanjang semester I/2023 dari sebelumnya tercatat hanya sebesar US$107,13 juta. 

Beban tersebut naik karna segmen biaya manufaktur yang melonjak tajam dari US$91 juta menjadi US$368,13 juta atau naik tajam sebesar 303,32 persen. Selain biaya manufaktur yang melambung, terdapat biaya pertambangan yang sebelumnya US$1,93 juta menjadi US$11,99 juta. 

Selanjutnya beban penyusutan naik dari US$3,70 juta menjadi US$11,71 juta. Amortasi properti juga ikut naik dari sebelumnya hanya US$182.628 menjadi US$2,94 juta. 

Selain beban pokok yang naik, beban usaha juga membengkak terlihat dari beban umum dan administrasi dari yang sebelumnya sebesar US$2,45 juta menjadi US$17,43 juta atau naik 610,93 persen. 

Beban umum dan administrasi yang membengkak adalah segmen biaya karyawan biaya professional dan biaya pajak serta biaya lainnya. Biaya keuangan juga melambung dari US$3 juta menjadi US$18,35 juta. 

Membengkaknya beban operasional, keuangan dan usaha tidak sebanding dengan pendapatan yang diraih sepanjang semester I/2023. MBMA membukukan pendapatan usaha sebesar US$350,97 juta atau setara Rp5,62 triliun (kurs jisdor Rp15.000). Capaian tersebut melonjak 172,07 persen dibandingkan dengan periode yang sama sebesar US$128,99 juta. 

MBMA membukukan pendapatan usaha dari penjualan NPI ke pihak ketiga sebesar US$298,77 juta serta penjualan nikel matte ke pihak ketiga sebesar US$52,20 juta. Sebelumnya tidak terdapat penjualan nikel matte ke pihak ketiga di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Laba kotor mengalami penurunan sebesar 15,75 persen menjadi US$18,41 juta, atau setara dengan Rp276,28 miliar, dari jumlah sebelumnya yang mencapai US$21,86 juta. 

Selain itu, MBMA juga mencatat kerugian bersih yang bisa diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$19,65 juta, yang setara dengan Rp294,83 miliar. Hal ini berbeda dengan kinerja MBMA pada semester I/2022, di mana mereka masih berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$33,46 juta.

Kemudian, MBMA mencatatkan total aset sebesar US$3,05 miliar naik dari posisi US$2,42 miliar pada periode Desember 2022. Manajemen mengungkapkan kenaikan 32,36 persen ini disebabkan adanya akuisisi entitas anak baru PT Huaneng Metal Industry pada Mei lalu serta penambangan aset dalam pembangunan pada entitas anak yaitu PT Merdeka Tsingshan Indonesia dan PT Sulawesi Cahaya Mineral.  

Di sisi lain, ekuitas tercatat sebesar US$2,10 miliar, naik dibandingkan dengan periode Desember 2022 yang tercatat sebesar US$1,55 miliar. 

Adapun jumlah liabilitas naik menjadi US$944,03 juta dari periode Desember 2022 yang tercatat sebesar US$862,17 juta. Rinciannya, liabilitas jangka pendek sebesar US$325,47 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$618,55 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper