Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nada Hawkish The Fed Tahan Laju IHSG, Dapatkah Saham ANTM, ASII hingga ESSA Mengepul?

IHSG diprediksi bergerak sideways setelah The Fed dan Bank Indonesia (BI) mengerem suku bunga. Saham ANTM, ASII hingga ESSA berpotensi cuan.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak sideways pada perdagangan hari ini, Jumat, (22/9/2023) setelah The Fed dan Bank Indonesia (BI) mengerem suku bunga. Saham ANTM, ASII hingga ESSA berpotensi cuan hari ini.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis, (21/9/2023) IHSG parkir di zona merah dengan melemah 0,29 persen di level 6991,46 karena dipengaruhi keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga di level 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin. Sedangkan The Fed juga menahan suku bunga di level 5,25-5,5 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan apabila hari ini IHSG tidak jatuh di bawah 6.930, maka diperkirakan akan melanjutkan tren naik sebelumnya dengan kenaikan menuju 7.058.

"Level support IHSG berada di 6.954, 6.930, 6.900 and 6.855, sementara level resistennya di 7.058, 7.075 dan 7.118," ujar Ivan dalam riset Jumat, (22/9/2023).

Berikut Saham Rekomendasi Binaartha Sekuritas Hari Ini:

Dia mengatakan, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam ANTM ditutup melemah di level Rp1.835 pada Kamis, (21/9/2023), ANTM memiliki peluang melemah untuk menguji support fraktal Rp1.770 karena chart harian masih dalam tren turun di bawah garis SMA-10. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish.

Saham ANTM mendapatkan rekomendasi hold atau speculative buy pada rentang harga Rp1.780-Rp1.810 dengan target harga terdekat di Rp1.940.

PT Astra International Tbk. (ASII)

Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) ditutup melemah di level Rp6.200 pada 21 September 2023. ASII masih bergerak di bawah garis SMA-20 untuk tetap dalam tren turun dengan potensi penurunan di Rp6.100 sebagai support Fibonacci terdekat. 

Rekomendasi akumulasi beli disematkan untuk saham ASII pada rentang harga Rp6.100-Rp6.150 dengan target harga terdekat di Rp6.400.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) milik Hartono bersaudara, ditutup melemah di level Rp9.125 kemarin. Saham BBCA gagal menembus ke atas garis SMA-60 dan dapat melemah lebih jauh menuju Rp8.800 apabila tembus di bawah support terdekat di level Rp8.950. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral.

Saham BBCA direkomendasikan hold atau buy on weakness pada rentang harga Rp8.800-Rp8.900 dengan target harga terdekat di Rp9.475.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) ditutup menguat di level Rp4.950 pada 21 September 2023. Saham CPIN diperkirakan dapat segera mengalami rebound apabila chart harian masih di atas Rp4820 sebagai support terdekat menurut analisis Fibonacci retracement. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral.

Binaartha Sekuritas merekomendasikan hold atau buy on weakness untuk saham CPIN pada rentang harga Rp4.800-Rp4.890 dengan target harga terdekat di Rp5.100.

PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA)

PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) ditutup melemah di level Rp770 pada 21 September 2023. ESSA masih berada dalam fase uptrend dan dapat melanjutkan penguatan menuju level Rp910 menurut analisis Fibonacci retracement apabila harga tetap di atas Rp740. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish. 

Rekomendasi hold atau trading buy disematkan untuk saham ESSA pada rentang harga Rp740-Rp760 dengan target harga terdekat di Rp850.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper