Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Menguat di Zona Hijau setelah Pengumuman Data Inflasi AS

IHSG menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (14/9/2023), Usai pemerintah Negeri Paman Sam mengumumkan inflasi Agustus yang kembali menanjak.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah, tetapi bergerak ke zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (14/9/2023), Usai pemerintah Negeri Paman Sam mengumumkan inflasi Agustus yang kembali menanjak. Saham BBNI, BRPT, hingga UNTR juga terpantau menguat pagi hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah pada posisi 6.935. IHSG sempat bergerak di rentang 6.929-6.962 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 217 saham menguat, 203 saham melemah, dan 213 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp10.310 triliun.

Saham BBNI menguat pada perdagangan hari ini dengan naik 0,80 persen ke level Rp9.425, disusul saham BRPT yang naik 5,39 persen ke level Rp1.270, lalu saham PANI yang naik 8,78 persen ke level Rp4.090, dan saham ITMG naik 3,52 persen ke level Rp29.425.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan indeks-indeks Wall Street ditutup beragam di Rabu (13/9/2023) ketika realisasi inflasi di AS lebih tinggi dari ekspektasi.

Inflasi berada di 3,7 persen yoy di Agustus 2023, lebih tinggi dari perkiraan di 3,6 persen yoy dan naik dari 3,2 persen yoy di Juli 2023. 

Meski demikian, inflasi inti turun ke 4,3 persen yoy di Agustus 2023 dari 4,7 persen yoy di Juli 2023. Kondisi ini menunjukan adanya penurunan konsumsi masyarakat di AS yang diyakini akan memberikan tekanan bagi The Fed untuk lebih akomodatif dalam memutuskan kebijakan moneter di bulan-bulan mendatang.

Selain itu, sentimen juga datang dari outlook ekonomi di Eropa masih mengkhawatirkan setelah realisasi pertumbuhan PDB Inggris terbaru berada di bawah ekspektasi.

Kondisi ini menambah data-data ekonomi yang kurang memuaskan dari kawasan Eropa sebelumnya. Kondisi ini diyakini menekan ECB untuk menahan suku bunga acuan di pertemuan 14 September 2023.

The Fed juga diyakini menahan sukubunga acuan dalam FOMC 19-20 September 2023. Dengan begitu, RDG BI juga diyakini kembali menahan sukubunga acuan di 5,75 persen pada 20-21 September 2023.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan berdasarkan analisa teknikal, IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.909–6.958. Data terbaru inflasi AS menjadi salah satu sentimen penggerak IHSG hari ini. 

Inflasi AS untuk Agustus 2023 naik secara bulanan dari sebelumnya 0,2 persen menjadi 0,6 persen, dan secara tahunan (year-on-year/YoY) naik dari sebelumnya 3,2 persen menjadi 3,7 persen. Meskipun inflasi secara keseluruhan mengalami kenaikkan, inflasi inti YoY mengalami penurunan dari sebelumnya 4,7 persen menjadi 4,3 persen. 

“Tentu hal ini mampu membuat kabar menjadi lebih baik, setidaknya untuk saat ini agar situasi dan kondisi tidak terlalu panas untuk The Fed menaikkan tingkat suku bunga,” kata Nico dalam risetnya, Kamis (14/9/2023). 

Adapun kenaikan tajam pada inflasi datang dari kenaikkan harga bensin sebesar 10,6 persen secara musiman, didukung oleh kenaikkan minyak global, sehingga memberikan kontribusi sekitar 27 bps terhadap inflasi AS secara umum. Namun apabila dihitung dengan melakukan penyesuaian non musiman, maka harga bensin AS naik hampir 6,7 persen. 

Nico menambahkan data inflasi umum AS yang mengalami kenaikkan tentu tidak diharapkan, apalagi disebabkan naiknya harga bensin. Inflasi inti memang mengalami penurunan, namun masih belum cukup.

“Meskipun demikian, data inflasi terbaru AS ini belum dapat dikatakan buruk sepenuhnya, karena ada kabar baik di dalamnya. Oleh sebab itu, The Fed masih akan membutuhkan beberapa data lagi sebagai pendukung kebijakan moneternya,” jelas dia. 

Secara terpisah, analis Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan rentang konsolidasi wajar masih akan dilalui oleh IHSG mengingat secara year-to-date tercatat capital outflow investor asing.

Di sisi lain, kinerja emiten masih menunjukkan perbaikan serta rilis data perekonomian masih menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan stabil sehingga untuk jangka menengah hingga panjang IHSG masih berpotensi kembali naik.

William memprediksi IHSG hari ini berpotensi menguat pada kisaran 6.889-7.023. Adapun saham-saham yang menjadi rekomendasi adalah KLBF, BBCA, BBNI, JSMR, TLKM, PWON, TBIG, WIKA, dan ASRI.

___

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper