Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panin Asset Management Kelola Dana Rp15,27 Triliun per Agustus 2023

Strategi Panin Asset Management untuk meningkatkan dana kelolaan yaitu dengan menerbitkan produk baru, seperti Reksa Dana Proteksi dan Syariah.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi PT Panin Asset Management berhasil mencatatkan dana kelolaan nasabah atau Asset Under Management (AUM) senilai Rp15,27 triliun hingga akhir Agustus 2023.

Berdasarkan laman resmi Reksa Dana Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga akhir Agustus 2023, total penyertaan unit reksa dana nasabah di Panin Asset Management (AM) tembus 11,89 miliar unit.

Meski demikian, NAB reksa dana Panin AM turun 1,04 persen secara month-over-month (MoM) jika dibandingkan dengan NAB pada Juli 2023 yang sebesar Rp15,43 triliun.

Namun jika dibandingkan dengan periode Agustus 2022 yang mencatatkan NAB sebesar Rp14,80 triliun, maka dana kelolaan Panin AM naik 3,20 persen secara year-on-year (YoY).

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan dana kelolaan yaitu dengan menerbitkan produk baru, seperti Reksa Dana Proteksi dan Syariah Global. Dia pun berharap dana kelolaan Panin AM akan terus bertumbuh hingga akhir 2023.

"Mudah-mudahan dana kelolaan bisa tumbuh, dengan catatan pada akhir tahun nasabah institusi tidak profit taking," ujar Rudi kepada Bisnis dikutip Jumat, (8/9/2023).

Menurutnya, prospek kinerja aset dasar reksa dana pada akhir tahun diprediksi masih volatil, terutama di tengah ketidakpastian global dan arah suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed.

Sebagaimana diketahui, sejumlah pelaku pasar memprediksi kuat bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan ke level 5,75 persen pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2023.

"Tahun ini masih volatil, tahun depan diharapkan bisa turun seiring dengan inflasi yang sudah lebih rendah meski belum sesuai target," katanya.

Rudi mengatakan, strategi diversifikasi yang baik bagi investor untuk memaksimalkan kinerja portofolio adalah disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor, seperti tipe investor konservatif, moderat, dan tipe agresif.

Sebagai informasi, secara kumulatif OJK mencatat NAB reksa dana sebesar Rp516,68 triliun pada Agustus 2023. Meski demikian, NAB tersebut turun 0,66 persen MoM dibandingkan Juli 2023 yang mencatatkan NAB sebesar Rp520,10 triliun.

Sementara itu, sepanjang 2023 NAB reksa dana kumulatif tumbuh 0,77 persen secara year-to-date (ytd) dibandingkan posisi Januari 2023 sebesar Rp512,07 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper