Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ARB Simetris Saham Berlaku, Simak Dampak Positifnya

Analis melihat terdapat beberapa dampak positif dari penerapan auto rejection bawah (ARB) simetris.
Analis melihat terdapat beberapa dampak positif dari penerapan auto rejection bawah (ARB) simetris. Bisnis/Himawan L Nugraha
Analis melihat terdapat beberapa dampak positif dari penerapan auto rejection bawah (ARB) simetris. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Aturan auto rejection bawah (ARB) simetris resmi berlaku mulai, Senin (4/9/2023). Analis mencermati peraturan ini dapat membuat investor lebih hati-hati dalam memilih saham.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas memgatakan aturan ARB simetris dapat berdampak positif bagi investor agar lebih berhati-hati dalam memilih saham.

"ARB simetris juga menuntut investor untuk melakukan analisa terlebih dahulu dan untuk meminimalisir terkena saham-saham yang volatilitasnya tinggi," kata Sukarno kepada Bisnis, Senin (4/9/2023).

Kemudian, lanjut Sukarno, secara tidak langsung investor akan memprioritaskan saham-saham yang tergolong blue chips. 

"Dampak lainnya transaksi bisa semakin ramai dan likuiditas akan semakin meningkat," ujar dia.

Lebih lanjut, Sukarno juga melihat ARB simetris bisa saja berpeluang mempercepat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menuju level 7.000. 

Katalis lainnya menurut Sukarno yang akan mempercepat IHSG menuju level 7.000 yaitu menjelang pemilu dan sikap dovish the Fed yang dapat meningkatkan kinerja indeks nantinya.

Sebagai informasi, untuk perdagangan Senin (4/9/2023) IHSG ditutup menguat 0,27 persen atau 19,09 poin ke level 6.996. Saham ASHA menjadi satu-satunya saham yang terdampak kebijakan ARB simetris, dengan turun 34,94 persen. 

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 257 saham menguat, 277 saham melemah, dan 225 saham stagnan pada perdagangan hari ini. 

Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada kisaran 6.974-7.007. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp10.345 triliun. 

Penguatan ini membawa IHSG naik 2,13 persen secara year to date (YTD) atau sejak awal tahun. Penguatan ini juga membawa IHSG lebih dekat menuju level 7.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper