Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Emiten Komponen AUTO, DRMA, dan SMSM Kompak Lesu, Simak Prospeknya

Saham emiten komponen otomotif menutup perdagangan bulan Agustus 2023 dengan parkir di zona merah.
Saham emiten komponen otomotif AUTO, SMSM, DRMA menutup perdagangan bulan Agustus 2023 dengan parkir di zona merah. - Dok. Dharma Polimetal
Saham emiten komponen otomotif AUTO, SMSM, DRMA menutup perdagangan bulan Agustus 2023 dengan parkir di zona merah. - Dok. Dharma Polimetal

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten komponen otomotif seperti PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA), dan PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) menutup perdagangan bulan Agustus 2023 dengan parkir di zona merah.

Pelemahan saham emiten komponen otomotif tersebut terjadi seiring dengan bergulirnya isu rangka eSAF bermasalah pada sepeda motor Honda besutan PT Astra Honda Motor (AHM) beberapa waktu belakangan.  

Misalnya, saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) ditutup terkoreksi 1,23 persen atau 40 poin ke level Rp3.200 pada akhir perdagangan Kamis, (31/8/2023). Adapun, saham AUTO telah ditransaksikan sebanyak 5.315 kali dengan nilai tembus Rp79,49 miliar hari ini. Kapitalisasi pasar tembus Rp15,42 triliun.

Kemudian, emiten komponen Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) ditutup melemah 4,55 persen ke level Rp1.470 per saham hari ini. Saham DRMA telah ditransaksikan sebanyak 2.738 kali dengan nilai Rp9,68 miliar. Adapun, kapitalisasi pasar DRMA tercatat Rp6,92 triliun.

Selanjutnya, saham produsen komponen PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) bergerak di tempat alias stagnan di level Rp2.040 pada akhir perdagangan hari ini. Frekuensi transaksi saham SMSM sebanyak 3.436 kali dengan nilai transaksi tembus Rp67,28 miliar, dan kapitalisasi pasarnya sebesar Rp11,75 triliun.

Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia, Changkun Shin mengatakan, prospek saham emiten komponen hingga akhir tahun diprediksi masih ada peluang mempertahankan tren kenaikan dan berpotensi menguji level resisten saat ini.

"Emiten yang capai titik tertinggi di tahun ini seperti AUTO dan SMSM. Sedangkan untuk DRMA secara pergerakan sedang dalam koreksi dan masih dilihat lagi konfirmasi sinyal kenaikannya," ujar Shin kepada Bisnis, Kamis, (31/8/2023).

Menurut Shin, sentimen kinerja yang berhasil tumbuh pada semester I/2023 menjadi katalis utama. Pasalnya, kenaikan kinerja tersebut nantinya akan memengaruhi valuasi dari ketiga saham tersebut yang menurutnya tergolong murah dari sisi price earnings (PE).

Di lain sisi, Technical Analyst Samuel Sekuritas Denzel Obaja mengatakan, saham AUTO bergerak dalam tren naik (uptrend) yang terbentuk sejak awal April hingga Agustus 2023.

"Kondisi saham AUTO saat ini sedang di atas garis moving average rata-rata 5 hingga 20 hari. Resisten AUTO ada pada level Rp3.620 dan support pada level Rp3.000-Rp2.900," ujar Denzel kepada Bisnis pada Kamis, (31/8/2023). 

Selanjutnya, untuk saham DRMA menurutnya volume perdagangan masih cenderung stabil dan meningkat meski terdapat koreksi teknikal per 10 Agustus 2023. Level support DRMA berada di level Rp1.410-Rp1.330, sedangkan level resisten di Rp1.700-Rp1.815 per saham.

Sedangkan untuk saham SMSM per 15 Agustus 2023 mengalami koreksi teknikal hingga 31 Agustus 2023, namun berhasil rebound pada support level psikologis Rp2.000.

"Kondisi SMSM saat ini sedang berada diatas garis moving average rata-rata 5 dan 20 harinya. Resisten SMSM ada pada level Rp2.200 dengan support pada level Rp1.940 dan Rp2.000," pungkas Denzel.

Berikut Rekomendasi Saham AUTO, DRMA, dan SMSM dari Samuel Sekuritas:

AUTO

Buy Area: Rp3.100 - Rp3.000 

Target Resisten: Rp3.620 

Cutloss: <Rp2.900

DRMA

Buy Area: Rp1.400 - Rp1.380

Target Resisten: Rp1.700 - Rp1.815

Cutloss: < Rp1.330

SMSM

Buy Area: Rp2.000 - Rp1.940 

Target Resisten: Rp2.200 

Cutloss: < Rp1.890.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper