Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat Rp15.218 per Dolar AS Bersama Mata Uang Asia Lain

Nilai tukar rupiah dibuka menguat ke level Rp15.218 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (30/8/2023) kompak bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp15.218 pada perdagangan hari ini, Selasa (30/8/2023), kompak bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,27 persen ke Rp15.218,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,04 persen ke 103,57.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka menguat. Mata uang yang dibuka menguat tersebut di antaranya adalah dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, dolar Taiwan naik 0,13 persen, won Korea Selatan naik 0,07 persen, peso Filipina naik 0,16 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,26 persen.

Sementara itu, beberapa mata uang Asia lainnya dibuka melemah seperti yen Jepang turun 0,19 persen, dolar Singapura turun 0,13 persen, rupee India turun 0,09 persen, yuan China turun 0,05 persen, dan baht Thailand turun 0,09 persen.

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS melemah di hari Selasa (29/8/2023), menjelang rilis serangkaian data ekonomi utama minggu ini.

Ibrahim menuturkan beberapa data seperti kepercayaan konsumen AS akan dirilis pada hari Selasa, sementara revisi produk domestik bruto kuartal kedua akan dirilis pada hari Rabu. Pembacaan pengeluaran konsumsi pribadi dan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve akan dirilis pada hari Kamis, sementara data nonfarm payrolls bulan Agustus akan ditutup pada minggu ini.

"Tanda-tanda ketahanan perekonomian AS, khususnya terkait inflasi dan lapangan kerja, akan memberikan dorongan lebih besar bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga," kata Ibrahim dalam risetnya, dikutip Rabu (30/8/2023).

Pertemuan The Fed selanjutnya akan dilakukan pada September, dan meskipun diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga pada saat itu, ekspektasi bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada bulan November semakin meningkat.

Sementara itu, dari dalam negeri sentimen datang dari BRICS. Menurutnya, Indonesia tidak boleh terburu-buru bergabung dengan BRICS.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan pada pekan lalu dan mengatakan bahwa Indonesia belum mengajukan proposal untuk menjadi anggota BRICS.

Adapun untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.230-Rp15.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper