Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Sengsara, Ketar-ketir Ekonomi China dan Evergrande Bangkrut

Bursa Asia terpukul oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China dan sentimen perusahaan properti Evergrande Group yang mengajukan kebangkrutan di AS.
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Jumat (18/8/2023) sehingga mencatatkan kerugian minggu ketiga berturut-turut. Pasar saham terpukul oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China dan sentimen perusahaan properti Evergrande Group yang mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat.

Pelemahan pasar saham Asia turut merembet ke Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I ditutup melemah 0,47 persen atau 32,2 poin ke posisi 6.868,33. IHSG sempat bergerak di level 6.899,83. Sebanyak 196 saham menguat, 300 saham melemah dan 228 saham stagnan. 

Mengutip Reuters, di Asia, indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,6 persen atau sedikit di atas level terendah sembilan bulan yang dicapai pada hari sebelumnya. Pelemahan itu membawa kerugian total untuk minggu ini menjadi 3,4 persen dan menandai penurunan minggu ketiga berturut-turut untuk indeks.

Nikkei Jepang juga melemah 0,5 persen, menuju penurunan mingguan sebesar 3,1 persen.

Data pada hari Jumat menunjukkan inflasi inti Jepang melambat pada bulan Juli. Kondisi ini kemungkinan akan mendukung taruhan pasar bahwa Bank of Japan tidak terburu-buru untuk menghentikan pelonggaran moneter dalam waktu dekat.

Saham-saham blue-chip China turun 0,5 persen dan Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,3 persen, menuju penurunan mingguan yang mengejutkan sebesar 5,2 persen, atau kerugian mingguan terbesar dalam dua bulan.

Saham-saham teknologi juga anjlok 2,2 persen, kemungkinan terbebani oleh laporan bahwa baterai kendaraan listrik dan suku cadang mobil berada di bawah pengawasan sebagai bagian dari upaya pejabat Washington untuk menghapus hubungan AS dalam rantai pasokan China.

Saham pengembang properti China yang terdaftar di Hong Kong turun 1,2 persen, setelah China Evergrande mengajukan perlindungan dari kreditur di pengadilan kebangkrutan AS.

Krisis likuiditas tampaknya menyebar ke sektor perbankan bayangan China yang luas, dengan Zhongzhi, manajer aset utama China, memberi tahu investor bahwa perusahaan perlu merestrukturisasi utangnya.

"Pada awal tahun, ekonomi China menguat. Tapi gambarannya berangsur-angsur memburuk, dan sekarang terlihat cukup suram," kata Jonas Goltermann, wakil kepala ekonom pasar Capital Economics.

Goltermann mengatakan valuasi saham masih rendah dan pembuat kebijakan di China memiliki alat untuk mencegah krisis keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper