Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keuangan Berdarah, Saham BUMN Indofarma (INAF) Dipantau Khusus

Emiten BUMN Farmasi PT Indofarma Tbk. (INAF) masuk ke dalam papan pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran kinerja keuangan negatif.
Karyawan memeriksa obat yang diproduksi PT Indofarma Tbk. di Cibitung Bekasi, Jawa Barat./.Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan memeriksa obat yang diproduksi PT Indofarma Tbk. di Cibitung Bekasi, Jawa Barat./.Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Farmasi yakni PT Indofarma Tbk. (INAF) terpaksa masuk ke dalam papan pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran menorehkan kinerja keuangan negatif sepanjang semester I/2023.

Berdasarkan data BEI yang dikutip Senin (14/8/2023), saham INAF masuk papan pemantauan khusus sejak 4 Agustus 2023. Hal tersebut dikarenakan perseroan tercatat memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terkahir. 

Sebagai informasi, papan pemantuan khusus dibuat oleh otoritas Bursa untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor. Degan demikian, investor dapat mengetahui kondisi likuiditas dan fundamental emiten, serta mampu mengambil keputusan investasi secara rasional.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, INAF membukukan kerugian yang lebih besar seiring dengan menurunnya pendapatan akibat melemahnya kinerja penjualan.

INAF mencatatkan penjualan bersih pada semester I/2023 sebesar Rp363,96 miliar. Jumlah ini mencerminkan penurunan sebesar 36,59 persen dibandingkan periode yang sama tahuna lalu. Melemahnya kinerja penjualan tersebut terjadi di sejumlah segmen.

Di segmen produk ethical atau obat resep, misalnya, penjualan Indofarma turun menjadi Rp208,84 miliar per Juni 2023 dari sebelumnya bertengger di angka Rp265,54 miliar. Penjualan alat kesehatan juga turun menjadi Rp16,94 miliar.

Selain itu, penjualan produk fast moving consumer goods (FMCG) mencapai Rp84,76 miliar pada semester I/2023, lebih rendah dari Rp144,76 miliar per Juni 2022. Namun, penjualan vaksin naik menjadi Rp32,92 miliar dari posisi sebelumnya Rp251,88 juta.

Di sisi lain, Beban pokok penjualan INAF tercatat menurun dari posisi Rp502,55 miliar pada tahun lalu menjadi Rp350,36 miliar per akhir Juni 2023. Dengan demikian, laba bruto Indofarma anjlok menjadi Rp13,60 miliar dari sebelumnya Rp71,50 miliar.

Setelah dikurangi berbagai beban, Indofarma membukukan rugi yang diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp120,34 miliar pada semester I/2023. Jumlah tersebut membengkak dari capaian tahun sebelumnya, yang mencapai Rp90,71 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper