Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Penerbitan 200 Instrumen Baru Jadi KPI Direksi Bursa Efek Indonesia

Penerbitan 200 instrumen baru merupakan key performance indicator (KPI) direksi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan penawaran umum saham perdana (IPO) PT Bukalapak.com  berpotensi mengerek nilai kapitalisasi pasar bursa sekitar Rp77,3 triliun hingga Rp87,3 triliun./ Bisnis-Dhiany
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan penawaran umum saham perdana (IPO) PT Bukalapak.com berpotensi mengerek nilai kapitalisasi pasar bursa sekitar Rp77,3 triliun hingga Rp87,3 triliun./ Bisnis-Dhiany

Bisnis.com, JAKARTA – Penerbitan 200 instrumen baru merupakan key performance indicator (KPI) direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang harus dicapai sepanjang 2023. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan salah satu KPI direksi Bursa Efek Indonesia adalah pencapaian target penerbitan instrumen baru yang dicatatkan. Targetnya adalah 200 instrumen baru termasuk saham baru, obligasi, waran terstruktur, KIK baru yang mencatatkan DIRE, DINFRA, ETF, EBA. 

“Jadi di bursa semua instrumen ini yang total target 200 yang menjadi KPI kita. 200 instrumen ini kita harus capai sepanjang 2023,” katanya saat ditemui di Gedung Bursa Efek, Selasa (8/8/2023). 

Nyoman menjelaskan target 200 instrumen baru tersebut sudah hampir terpenuhi, tepatnya 90 persen. Meski demikian, Nyoman tidak merincikan pencapaian tersebut karena ia mengklaim bursa fokus ke seluruh instrumen tidak hanya satu saja. 

Namun, Nyoman mengatakan bahwa saham emiten baru listing menjadi pembanding bursa efek seluruh dunia. Hal tersebut menjadikan Bursa Efek Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di bursa global. 

“Organisasi stock exchange global membangdingkannya new listed company,” katanya. 

Sebelumnya pada RDK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bulan Juli, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Juli sebesar Rp162,09 triliun dengan nilai emisi emiten baru sebesar Rp48,05 triliun.  

“Nilai emisi 55 emiten baru tersebut merupakan yang terbesar nomor 4 secara global dan menjadi yang paling besar di Asia Tenggara sepanjang semester I/2023,” katanya saat konferensi pers Rapat Dewan Komisioner DK OJK Juli 2022, Kamis (3/8/2023).  

Secara lebih rinci, nilai emisi emiten 55 emiten baru tercatat sebesar Rp48,05 triliun, 19 penawaran umum terbatas atau rights issue dengan nilai emisi sebesar Rp37 triliun, selanjutnya penerbitan 9  Efek bersifat utang dan/atau Sukuk dengan nilai emisi sebesar 7,97 triliun serta PUB EBUS tahap I,II dan sebagainya sebanyak 54 dengan total nilai emisi mencapai Rp169,09 triliun.

Sementara itu, terdapat 36 perusahaan dalam antean atau pipeline Bursa per 4 Agustus 2023. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki aset skala besar, kecil dan menengah. 

Selain itu, masih terdapat 17 emisi dari 11 penerbit EBUS yang berada dalam pipeline penerbitan dengan sektor basic material menyumbang paling banyak yakni 4 perusahaan dan disusul industri 3 perusahaan. 

Dari aksi rights issue, sejauh ini terdapat 26 perusahaan yang telah menerbitkan saham baru dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp36m1 triliun. Dari pipeline, terdapat 24 perusahaan yang berencana menggelar rights issue.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper