Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Melemah Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Indeks Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (4/8/2023), tertekan naiknya imbal hasil obligasi setelah Fitch menurunkan peringkat kredit AS.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Kamis (4/8/2023), setelah sesi perdagangan yang berombak, karena investor menimbang kenaikan lain dalam imbal hasil obligasi pemerintah bersama kumpulan data ekonomi dan laporan pendapatan terbaru.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 66,63 poin atau 0,19 persen, menjadi menetap di 35.215,89. Indeks S&P 500 turun 11,50 poin atau 0,25 persen, menjadi berakhir di 4.501,89. Indeks Komposit Nasdaq melemah 13,73 poin atau 0,10 persen, menjadi ditutup di 13.959,72 poin.

Delapan dari sebelas sektor utama S&P 500 turun, dengan sektor utilitas dan real estat yang lebih sensitif terhadap suku bunga memimpin kerugian, masing-masing turun 2,3 persen dan 1,4 persen.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik setinggi 4,198 persen selama sesi, tertinggi sejak November, memperpanjang kenaikannya dari hari sebelumnya setelah Fitch menurunkan peringkat kredit AS tingkat atas. Pada perdagangan sore hari, imbal hasil 10-tahun turun di bawah 4,194 persen.

"Ini benar-benar relatif hanya penetapan harga terhadap imbal hasil obligasi," kata Tom Hainlin, ahli strategi investasi nasional di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis, dikutip dari Antara.

 "Hasil yang lebih tinggi pada obligasi pemerintah 10-tahun, telah menantang daya tarik saham," tambahnya.

Sebuah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat sedikit minggu lalu, sementara PHK turun ke level terendah 11 bulan pada Juli karena kondisi pasar tenaga kerja tetap ketat.

Investor sedang menunggu laporan pekerjaan Juli, yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat.

Laporan lain menunjukkan sektor jasa-jasa AS melambat pada Juli, tetapi bisnis menghadapi harga input yang lebih tinggi karena permintaan terus meningkat. Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin mengatakan inflasi AS tetap terlalu tinggi, meskipun pembacaan baru-baru ini menunjukkan tekanan harga berkurang.

Setelah bel penutupan, saham Amazon.com melonjak ketika pengecer daring tersebut memperkirakan pendapatan kuartal ketiga di atas ekspektasi Wall Street, didorong oleh acara penjualan Prime Day pada Juli yang menarik konsumen yang sadar harga ke platformnya.

Saham Apple merosot kurang dari 1,0 persen dalam perdagangan yang diperpanjang setelah pembuat iPhone tersebut melaporkan hasil kuartalan yang mengalahkan perkiraan.

Pendapatan kuartal kedua untuk perusahaan-perusahaan di S&P 500 sekarang diperkirakan turun 5,0 persen dari tahun sebelumnya, menurut data Refinitiv.

Saham Qualcomm jatuh 8,2 persen setelah perkiraan yang suram menandakan lebih banyak rasa sakit bagi pembuat cip telepon pintar terbesar itu dari kemerosotan yang sedang berlangsung di pasar elektronik konsumen.

PayPal Holdings anjlok 12,3 persen karena investor kecewa dengan margin operasi kuartalan perusahaan pembayaran itu, bahkan ketika para eksekutif mengatakan mereka mengharapkan peningkatan.

Saham perjalanan AS turun karena laporan triwulanan yang suram dari Spirit Airlines dan Expedia yang memperkuat kekhawatiran permintaan domestik mungkin berkurang setelah rebound yang kuat dari posisi terendah pandemi.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 12,08 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,5 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper