Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini Usai Fitch Ratings Turunkan Peringkat Utang AS

Nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan berfluktuasi namun ditutup melemah di tengah sentimen penurunan peringkat utang jangka panjang AS oleh Fitch Ratings.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hari ini, Kamis (3/8/2023) diperkirakan berfluktuasi namun akan ditutup melemah di tengah sentimen penurunan peringkat utang jangka panjang Amerika Serikat oleh Fitch Ratings.

Pada perdagangan Rabu (2/8/2023), rupiah kembali ditutup melemah 0,39 persen atau turun 59,5 poin sehingga parkir di Rp15.175 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar melemah 0,16 persen atau turun 0,16 poin ke 101,92.

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi dalam riset hariannya memperkirakan bahwa rupiah hari ini terdepresiasi di tengah menguatnya indeks dolar dan berlanjutnya depresiasi yen Jepang.

Dia mencatat pelemahan rupiah terjadi di tengah tekanan aksi jual pada pasar saham dan global pada Senin (1/8/2023) setelah Fitch Ratings menurunkan peringkat utang jangka panjang pemerintah Amerika Serikat.

Indeks-indeks saham di AS (kecuali Dow Jones) dan Eropa turun masing-masing sebesar 0,4 persen dan 1,3 persen. Indeks obligasi S&P untuk developed market dan EMBI untuk emerging market juga turun masing-masing sebesar 0,4 persen dan 0,5 persen.

“Kami memperkirakan buruknya sentimen di pasar global akan membuat pasar domestik makin tertekan,” tulis Lionel.

Selain itu, indeks IDMA yang mencerminkan sentimen pasar atas obligasi pemerintah turun sebesar 0,3 persen akibat lesunya tingkat permintaan pada lelang SBSN kemarin meskipun indeks ICBI naik 0,1 persen,

“Kami memperkirakan yield INDOGB 10Y akan naik ke rentang 6,25–6,35 persen,” tulisnya.

Meski demikian, Langkah lembaga pemeringkat utang global Fitch Ratings menurunkan peringkat utang jangka panjang Amerika Serikat dari AAA ke AA+ dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Mata uang rupiah cenderung tetap stabil ditopang oleh fundamental perekonomian nasional.

Penurunan tingkat utang AS sendiri didorong oleh faktor meningkatnya risiko pelebaran defisit anggaran AS menjadi -6,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2023. Selain itu, resesi ekonomi negara AS diperkirakan berlangsung pada akhir 2023.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengemukakan penurunan peringkat utang Amerika Serikat mengindikasikan penurunan kondisi fiskal AS yang diperkirakan akan terjadi dalam tiga tahun ke depan. Hal ini tecermin pada beban utang pemerintah AS yang tinggi dan terus meningkat. Selain itu, pembahasan batas utang yang berulang juga menggambarkan tata kelola pemerintahan AS.

“Standar tata kelola pemerintahan cenderung mengalami tren memburuk selama 20 tahun terakhir, termasuk dalam hal fiskal dan utang, terlepas dari kesepakatan untuk menangguhkan batas utang hingga Januari 2025,” kata Josua, dikutip Kamis (3/8/2023).

Kebuntuan politik dalam pembahasan batas utang yang berulang kali terjadi dan resolusi-resolusi di menit-menit terakhir disebut Josua telah mengikis kepercayaan terhadap manajemen fiskal Amerika Serikat.

Selain itu, pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki kerangka fiskal jangka menengah dan memiliki proses penganggaran yang kompleks. Faktor-faktor tersebut, lanjutnya, telah mendorong peningkatan utang yang cukup signifikan selama dekade terakhir. 

Sementara itu di dalam negeri, kondisi fiskal Indonesia cenderung menunjukkan kondisi yang terus membaik. Hal ini terindikasi dari konsolidasi fiskal yang dapat tercapai lebih cepat dari perkiraan.

“Hal ini didorong oleh peningkatan penerimaan negara yang solid serta didukung kebijakan yang terkalibrasi dengan baik,” lanjutnya.

Josua tidak memungkiri jika penurunan peringkat utang jangka panjang AS berpotensi mendorong risk-off sentiment di pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan negara berkembang dalam jangka pendek.

Pada perdagangan sesi pagi, rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS. Josua mengatakan penurunan peringkat utang AS berimplikasi pada peningkatan cost borrowing pemerintah AS, sehingga berpotensi mendorong yield UST.

“Akibatnya, investor akan menempatkan investasi ke safe-haven asset lainnya,” kata Josua.

Namun dengan mempertimbangkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid dan berbagai kebijakan dalam rangka stabilisasi nilai tukar dari pemerintah dan Bank Indonesia, Josua memperkirakan nilai tukar rupiah relatif stabil.

“Sekalipun melemah, diperkirakan cenderung terbatas dan bersifat sementara,” katanya.

09:08 WIB
Rupiah melemah ke Rp15.194,50

Rupiah melemah 0,13 persen atau 19,50 poin ke Rp15.194,50 per dolar AS pada 09.08 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS juga turun 0,02 persen atau 0,02 poin ke 102,57.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper