Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Perusahaan Jagoan Lo Kheng Hong Semester I/2023: CFIN, DILD, hingga GJTL

Emiten yang sahamnya menjadi koleksi Lo Kheng Hong telah merilis laporan keuangan sepanjang semester I/2023.
Layar menampilkan Investor senior Lo Kheng Hong memberikan pemaparan dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Emiten yang sahamnya menjadi koleksi Lo Kheng Hong telah merilis laporan keuangan sepanjang semester I/2023. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Layar menampilkan Investor senior Lo Kheng Hong memberikan pemaparan dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Emiten yang sahamnya menjadi koleksi Lo Kheng Hong telah merilis laporan keuangan sepanjang semester I/2023. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten yang sahamnya menjadi koleksi investor kawakan Lo Kheng Hong telah merilis laporan keuangan sepanjang semester I/2023. 

Emiten tersebut berasal dari berbagai sektor seperti keuangan yaitu PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) dan PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN).

Kemudian sektor perkebunan ada PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA), perusahaan ban PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), media Grup MNC PT Global Mediacom Tbk. (BMTR), serta sektor properti yaitu PT Intiland Development Tbk. (DILD). 

Pada penutupan perdagangan saham sesi I, hari ini Kamis (3/8/2023) saham emiten-emiten tersebut kompak parkir hijau dengan rentang 1 persen–4 persen kecuali NISP. Meski kompak menguat pada kinerja saham hari ini, nyatanya tidak berlaku bagi kinerja keuangan semester I/2023. 

Kinerja Keuangan Semester I/2023 Emiten Jagoan Lo Kheng Hong

Emiten leasing ini membukukan pertumbuhan laba lonjakan pertumbuhan laba bersih hingga menyentuh 6.342,71 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada paruh pertama 2023 menjadi Rp649,64 miliar dari sebelumnya sebesar Rp10,08 miliar.

Raihan laba tersebut seiring dengan peningkatan pendapatan yang ikut melesat 95,43 persen dari sebelumnya hanya Rp714,19 miliar menjadi Rp1,39 triliun. 

NISP membukukan kenaikan laba bersih sebesar 25 persen menjadi Rp2,1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,65 persen. Adapun tumbuhnya laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 21,6 persen menjadi Rp4,90 triliun. Selain itu kredit yang disalurkan juga naik sekitar 12 persen menjadi Rp142,3 triliun. 

  • PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) 

Emiten kelapa sawit yang menjadi salah satu koleksi portofolio LKH membukukan pendapatan US$114,79 juta atau setara Rp1,73 triliun. Pendapatan tersebut justru turun 20,4 persen dibandingkan dengan semester I/2022 yang tercatat sebesar US$144,14 juta atau Rp2,08 triliun. 

Alhasil ANJT justru mencatatkan rugi bersih sebesar US$4,66 juta dibandingkan dengan semester I/2022 yang masih membukukan laba bersih sebesar US$19,51 juta. 

Emiten perkebunan tebu ini membukukan pendapatan sebesar Rp8,01 triliun naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8 triliun. Meski demikian beban pokok justru meningkat lebih besar sehingga menekan laba kotor 18,28 persen menjadi Rp1,43 triliun dari sebelumnya Rp1,75 triliun. 

Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk juga terpantau turun 12,10 persen menjadi Rp335,67 miliar dari sebelumnya sebesar Rp381,89 miliar. 

Emiten ban andalan LKH semester I/2023 ini membukukan penurunan pendapatan sebesar 2,07 persen menjadi Rp8,11 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,27 triliun.

Meski demikian, GJTL berhasil membalikkan rugi bersih sebesar Rp63,88 miliar menjadi aba sebesar Rp359,09 miliar. 

Entitas Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo, BMTR mencatatkan pendapatan sebesar Rp5,90 triliun pada enam bulan pertama 2023. Pendapatan ini turun 14,72 persen dari Rp6,92 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY). Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 10,73 persen menjadi Rp440,15 miliar dari sebelumnya sebesar Rp493,08 miliar. 

Emiten properti ini membukukan lonjakan pendapatan usaha sebesar 160,25 persen menjadi Rp2,49 triliun dari sebelumnya hanya 960,40 miliar. Kenaikan pendapatan tersebut dapat mendongkrak rugi bersih semester I/2022 yang tercatat sebesar Rp162,92 miliar menjadi laba bersih sebesar Rp39,13 miliar sepanjang semester I/2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper