Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wijaya Karya (WIKA) Jelaskan Penyebab Rugi Rp1,8 Triliun

BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) buka suara terkait rugi bersih yang membengkak dari Rp13,32 miliar menjadi Rp1,8 triliun pada semester I/2023.
BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) buka suara terkait rugi bersih yang membengkak dari Rp13,32 miliar menjadi Rp1,8 triliun pada semester I/2023. Bisnis/Abdurachman
BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) buka suara terkait rugi bersih yang membengkak dari Rp13,32 miliar menjadi Rp1,8 triliun pada semester I/2023. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) buka suara terkait rugi bersih yang membengkak dari Rp13,32 miliar menjadi Rp1,8 triliun pada semester I/2023. Padahal, pendapatan BUMN Karya ini masih tumbuh selama periode tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2023, membengkaknya rugi bersih WIKA disebabkan oleh meningkatnya beban yang dipikul perseroan. Semisal, beban dari pendanaan yang meningkat dari Rp550,22 miliar menjadi Rp1,23 triliun pada semester I/2023. 

Selain itu, terdapat pula kenaikan signifikan dari beban lain-lain yang tercatat Rp1,21 triliun atau meningkat 211,8 persen year-on-year (YoY) dari posisi sebelumnya Rp391,02 miliar. 

Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan kenaikan beban lain-lain tersebut disebabkan oleh adanya pencadangan piutang yang dimiliki oleh perusahaan. 

“Hal ini mengacu pada regulasi aturan akuntansi, di mana WIKA melakukan pencadangan terhadap piutang usaha sesuai dengan aging yang telah ditentukan dan rekam jejak dari pemberi kerja,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/8/2023). 

Mahenda menambahkan ada pula piutang pekerjaan yang telah diproduksi dan dalam proses pengajuan. Hal tersebut, lanjutnya, telah mendapatkan putusan final dari Badan Arbitrase Nasional (BANI) ataupun pengadilan. 

“Di mana tidak bisa ditagihkan seluruhnya, sehingga dilakukan pembukuan atas biaya tersebut,” kata Mahendra. 

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyatakan bahwa perusahaan pelat merah ini tetap mampu beroperasi dengan baik di tengah situasi yang penuh tantangan.

Hal itu, kata Agung, dibuktikan dengan proses produksi yang tetap berjalan walaupun WIKA berada dalam kondisi standstill sejak April 2023. Sebagai informasi, standstill merupakan penghentian sementara pembayaran kewajiban finansial ke kreditur.

“Dalam kondisi tersebut, WIKA tetap mampu mencatatkan peningkatan penjualan. Hal ini diraih selaras dengan langkah transformasi WIKA yang terdiri dari tiga pilar yaitu fokus terhadap kas, keunggulan eksekusi proyek, dan penyeimbangan portofolio,” pungkasnya. 

Perseroan memerinci peningkatan pendapatan pada semester I/2023 bersumber dari penjualan segmen infrastruktur dan bangunan gedung sebesar 52 persen, disusul dengan industri mencapai 24 persen, EPCC 18 persen dan realti properti mencapai 8 persen.

Selain itu, WIKA juga mengupayakan penagihan atas beban lain-lain terhadap beberapa proyek yang sudah rampung, termasuk mendorong proses negosiasi lewat jalur hukum guna mendapatkan keputusan final.

Agung menegaskan bahwa langkah penyehatan dan perbaikan yang sedang dijalankan oleh WIKA saat ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini demi mengakselerasi upaya perseroan untuk mampu sustain dan tumbuh dengan baik di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper