Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Rugi Rp1,1 Triliun Semester I/2023 meski Pendapatan Naik

Emiten BUMN maskapai, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) masih membukukan rugi bersih US$76,5 juta atau sekitar Rp1,14 triliun.
Emiten BUMN maskapai, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) masih membukukan rugi bersih US$76,5 juta atau sekitar Rp1,14 triliun. /Garuda Indonesia
Emiten BUMN maskapai, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) masih membukukan rugi bersih US$76,5 juta atau sekitar Rp1,14 triliun. /Garuda Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) masih membukukan rugi bersih US$76,5 juta atau sekitar Rp1,14 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS) pada semester I/2023. Meski demikian, pendapatan perseroan naik signifikan.

Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), GIAA mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$76,5 juta, atau berbalik rugi dari periode sama 2022 yang mencetak laba US$3,76 miliar.

Meski demikian, rugi bersih GIAA berhasil terpangkas 30,54 persen secara quarter-on-quarter (QoQ) dibandingkan periode 31 Maret 2023 yang membukukan rugi US$110,13 juta.

Pendapatan Garuda terpantau naik 58,84 persen secara year-on-year (yoy) menjadi US$1,39 miliar atau sekitar Rp20,93 triliun, dibanding semester I/2022 yang sebesar US$878,69 juta.

Secara rinci berdasarkan segmen, pertumbuhan pendapatan perseroan ditopang oleh penerbangan berjadwal sebesar US$1,10 miliar, penerbangan tidak berjadwal sebesar US$142,45 juta, dan pendapatan lainnya sebesar US$151,37 juta.

Adapun, beban usaha GIAA terpantau naik tipis 4,06 persen yoy menjadi US$1,26 miliar, dibanding periode tahun sebelumnya sebesar US$1,21 miliar. Beban tersebut termasuk beban operasional penerbangan, beban pemeliharaan, beban bandara, dan lain-lain.

Alhasil, GIAA mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar US$109,56 juta dibanding semester I/2022 yang meraih laba US$4 miliar.

Namun perlu diingat bahwa pada semester I/2022 Garuda mendapatkan pendapatan dari restrukturisasi utang sebesar US$2,85 miliar, serta keuntungan dari restrukturisasi pembayaran sebesar US$1,33 miliar.

GIAA juga mencatatkan kerugian dari selisih kurs sebesar US$22,47 juta pada paruh pertama 2023, dibanding periode tahun sebelumnya yang laba US$79,97 juta.

Berdasarkan neraca, total aset BUMN tersebut tumbuh menjadi US$6,28 miliar hingga 30 Juni 2023 dibanding posisi akhir Desember 2022 yang sebesar US$6,23 miliar.

Liabilitas perseroan tercatat sebesar US$7,89 miliar dibanding akhir 2022 sebesar US$7,77 miliar. Sedangkan ekuitas masih negatif US$1,61 miliar atau naik dari posisi Desember 2022 sebesar US$1,53 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper