Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan ENRG Turun Tapi Laba Bersih Naik, Ini Penyebabnya

PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) menyebutkan penurunan penjualan bersih disebabkan oleh adanya pengurangan pembelian gas dari konsumen
Gebang PSC Block./ PT Energi Mega Persada Tbk.
Gebang PSC Block./ PT Energi Mega Persada Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) menyebutkan penurunan penjualan bersih disebabkan oleh adanya pengurangan pembelian gas dari konsumen serta adanya blok yang berhenti beroperasi sementara waktu. 

Manajemen ENRG menyebutkan terdapat peningkatan produksi minyak bumi sebesar 20 persen dari 4.789 barel per hari menjadi 5.762 barel per hari. Namun terdapat penurunan produksi gas sebesar 21 persen dari 207 juta kaki kubik per hari menjadi 162 juta kaki kubik per hari. 

“Kondisi tersebut berdampak terhadap kinerja keuangan ENRG semester I/2023,” tulis manajemen, dikutip Sabtu, (29/7/2023). 

Penurunan produksi gas ENRG tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, terdapat penurunan pembelian gas dari blok Kangean di Jawa Timur oleh salah satu pembeli. Berdasarkan laporan keuangan ENRG, seluruh  pelanggan domestik menurunkan pembeliannya kepada ENRG. 

Secara lebih rinci, pelanggan tersebut ialah PT Kilang Pertamina Internasional sebesar US$45,98 juta, PT PLN sebesar US415,67 juta, dan PT Petrokimia Gresik sebesar US$18,10 juta, sementara itu pelanggan baru yaitu PT PLN Nusantara Power sebesar US$25,66 juta.

Alasan kedua menurut manajemen adalah Blok Sengkang yang dimiliki oleh ENRG di Sulawesi Selatan menghentikan produksi gasnya untuk sementara waktu karena perpanjangan kontrak jual beli gas. Blok tersebut baru beroperasi kembali pada Maret 2023. 

Di sisi lain, manajemen menjelaskan harga jual gas dari portofolio ENRG sedikit meningkat menjadi US$6,21 dari sebelumnya sebesar US$6,13. Meski demikian, harga jual minyak mengalami penurunan sebesar 30 persen dari US$109 menjadi US$77 per barel. Penurunan harga minyak dunia ini juga dialami oleh seluruh produsen minyak secara global. 

“Harga minyak dunia sudah mulai meningkat secara berkala di kuartal III/2023,” jelas manajemen. 

Adapun berdasarkan laporan keuangan, ENRG membukukan penjualan sebesar US$191,47 juta atau setara dengan Rp2,87 triliun (kurs jisdor 27 Juni 2023 Rp15.000). Posisi tersebut turun 16,81 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$230,18 juta. 

Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan gas bumi sebesar US$138,53 juta, segmen ini turun dibandingkan semester I/2022 yang tercatat sebesar US$167,61 juta. Sementara itu, penjualan minyak mentah tercatat sebesar US$68,07 juta turun juga dibandingkan dengan tahun lalu sebesar US$77,97 juta. 

Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$26,57 juta atau setara dengan Rp398,64 miliar dibandingkan sebelumnya yang tercatat sebesar US$25,82 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper