Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rebalancing LQ45 hingga IDX80, Manajer Investasi Racik Ulang Reksa Dana

Rebalancing reksa dana saham akan sangat tergantung pada bobot dan fundamental emiten dalam indeks LQ45, IDX30 hingga IDX80.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi atas sejumlah indeks, di antaranya adalah Indeks LQ45, IDX30 dan IDX80. Sejumlah manajer investasi pun akan melakukan penyesuaian pada racikan produk reksa dana berbasis saham. 

Emiten rokok milik konglomerat Susilo Wonowidjojo PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) menjadi penghuni indeks LQ45 terbaru untuk periode Agustus 2023—Januari 2024. Kedua emiten ini menggantikan JPFA dan TINS yang didepak dari indeks.

Sementara itu di IDX30, terdapat AKRA yang masuk sebagai konstituen baru menggantikan TBIG dan IDX80 memperoleh penghuni baru yakni BTPS, JKON, OMED dan PNBN.

Perubahan konstituen indeks inipun diikuti dengan langkah penyesuaian pada reksa dana berbasis indeks yang dikelola manajer investasi.

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengemukakan bahwa Panin AM saat ini memiliki reksa dana berbasis IDX30. Manajer investasi sendiri memiliki kewenangan untuk membeli 80—100 persen saham konstituen atau sekitar 24—30 saham untuk produknya.

“Biasanya saat terjadi penggantian dan bobot yang masuk kecil, kami tidak buru-buru melakukan rebalancing. Bisa akhir bulan atau bulan depan dan penggantian bisa ada atau tidak,” kata Rudiyanto saat dihubungi Bisnis, Rabu (26/7/2023).

Rudiyanto mengatakan rebalancing akan sangat tergantung pada bobot dan fundamental emiten dalam indeks. Langkah ini juga mempertimbangkan target sesuai dengan modelling portofolio. 

Terpisah, Direktur Batavia Prosperindo Asset Management Eri Kusnadi menjelaskan bahwa pihaknya kini memiliki satu reksa dana berbasis indeks LQ45 dan dua ETF berbasis LQ45 dan IDX30.

“Kami akan melakukan rebalancing terkait dengan hengkangnya beberapa emiten pada indeks tersebut,” katanya.

Adapun untuk emiten-emiten yang bergabung menjadi konstituen baru, Eri mengatakan Batavia Prosperindo akan mempertimbangkan fundamental dan likuiditas dari masing-masing saham.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengemukakan masuknya GGRM dan MAPI dalam LQ45 tidak terlepas dari likuiditas saham yang tinggi. Keduanya juga ditopang oleh fundamental yang baik.

“Keduanya memenuhi syarat. Bahkan GGRM berhasil mencetak return 57 persen secara year-to-date,” kata Arjun.

Meski demikian, dia mengemukakan emiten rokok memiliki prospek jangka panjang yang kurang kondusif karena kenaikan cukai dan ekspektasi penurunan permintaan. Selain itu, saham GGRM memperlihatkan tren penurunan dalam tiga hari terakhir setelah mencapai level resistance.

“Ini mengindikasikan GGRM tidak kuat untuk menebus level resistance. Menurut saya lebih baik untuk investor serta trader yang sudah memiliki saham GGRM dengan harga modal yang lebih kecil untuk jual sahamnya dan melakukan profit taking seperti yang terlihat sudah dilakukan investor sejak tiga hari terakhir,” katanya.

Sementara itu, AKRA selaku penghuni baru IDX30 dinilai Arjun memiliki prospek positif karena didorong oleh potensi kelanjutan kenaikan harga minyak. Dia juga menilai AKRA memiliki valuasi cukup undervalued dibandingkan dengan emiten-emiten sejenis di sektor yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper