Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Emiten Sawit AALI, LSIP Cs di Semester II/2023 saat Musim Kering El Nino

Analis memandang terdapat beberapa sentimen yang menanti perusahaan-perusahaan CPO seperti AALI dan LSIP di semester II/2023.
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Sederet sentimen menanti saham-saham emiten sawit seperti PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dan kawan-kawan di semester II/2023.

Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan salah satu sentimen yang dapat diperhatikan pada emiten-emiten perkebunan di semester II/2023 adalah fenomena cuaca el-Nino. Menurutnya, dampak el-nino terhadap industri CPO masih belum dapat dipastikan.

"Namun, pada teorinya fenomena ini berdampak pada situasi global terkait soft commodities apabila dampaknya menyebabkan kekeringan," kata Darma kepada Bisnis, dikutip Senin (17/7/2023).

Dia melanjutkan, apabila memantau situasi global baru-baru ini, telah mulai terlihat bahwa cuaca panas telah melanda di negara-negara Eropa.

Menurut Darma, hal ini dapat menyebabkan produksi dari bahan minyak makan nabati seperti soybean, rapeseed ataupun sunflower terganggu.

"Di Indonesia sendiri, ada juga concern daripada produksi CPO yang terganggu, dan kalau kita lihat terakhir data curah hujan sudah mulai turun, tapi kita masih pantau kondisi lapangannya seperti apa, dan belum memiliki prediksi apapun sampai sekarang," ujar Darma.

Darma menjelaskan, pada dasarnya dengan adanya supply global atas bahan minyak nabati terganggu, hal ini pastinya akan memengaruhi permintaan atas yang lainnya, termasuk CPO.

Namun, kata dia, berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), ekspor sampai April masih menurun. Di sisi lain, suplai sampai saat ini masih baik, dan masih ada tendensi tepid demand karena global economic slowdown.

"Jadi sebetulnya untuk CPO sekarang kita lebih baik cenderung melihat kondisi konsumsi domestik, yang sebetulnya di bulan April kemarin masih lebih baik dibanding bulan sebelumnya ataupun tahun sebelumnya, naik 5 persen dan 8 persen masing-masing, walaupun drivernya lebih dari biodiesel untuk April kemarin," ucapnya.

Adapun Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rating netral terhadap emiten-emiten sektor CPO saat ini. Mirae Asset Sekuritas memandang harga CPO masih akan bergerak volatil dalam beberapa bulan ke depan, akibat ketidakpastian permintaan dan suplai global untuk minyak nabati.

Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Senin (17/7/2023) saham AALI terpantau terkoreksi 0,94 persen atau turun 75 poin ke level Rp7.875. Adapun secara year on year (YoY) saham AALI telah ambles sebesar 19 persen.

Sementara saham LSIP, hingga pukul 12.00 WIB terpantau turun 0,45 persen atau 5 poin ke level 1.095. Secara year on year (YoY) saham LSIP juga masih tertekan dengan turun sebesar 7,98 persen. Meski begitu, secara year to date (YtD) saham LSIP menunjukan kenaikan sebesar 7.88 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper