Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

El Nino Datangkan Peluang Bagi Emiten Grup Salim hingga Grup Astra

Analis melihat fenomena cuaca El Nino bisa mendatangkan peluang untuk peningkatan harga CPO bagi emiten Grup Salim LSIP dan Grup Astra AALI.
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena cuaca El Nino yang hampir pasti melanda Indonesia diperkirakan akan mempengaruhi sejumlah sektor bisnis di Indonesia. Namun, analis melihat fenomena ini dapat mendatangkan peluang bagi emiten perkebunan dan crude palm oil (CPO). 

Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi melihat peristiwa El-nino akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan harga CPO yang akan memberikan keuntungan ke emiten perkebunan seperti PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dan emiten lainnya. 

“Hal ini akibat spread harga CPO dan soybean yang semakin melebar dibandingkan pada kuartal II/2023. Ini bisa ada efek spillover demand ke CPO,” kata Wafi, dihubungi Selasa (11/7/2023). 

Menurutnya, peningkatan harga CPO ini berdampak positif terutama bagi emiten-emiten yang bermain di hulu. RHB Sekuritas memilih emiten Grup Salim, LSIP sebagai top picks di sektor ini.

Adapun Wafi memberikan asumsi rata-rata harga CPO di tahun ini sebesar RM3.900, tidak berubah dari asumsi sebelumnya. 

Akan tetapi, untuk tahun depan RHB Sekuritas meningkatkan asumsinya untuk harga CPO ke RM3.500, dari sebelumnya RM3.300.

Dia juga menilai posisi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara penghasil CPO lainnya seperti Malaysia dan India. Hak ini karena Indonesia memiliki tingkat inventori yang lebih baik, sehingga lebih siap untuk melakukan ekspor.

Sebelumnya, Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom menuturkan pihaknya melihat belum terdapat pengaruh yang terlalu signifikan dari peristiwa cuaca ini. Menurutnya, efek dari El-nino akan terlihat pada 6 bulan sampai 1 tahun ke depan untuk kinerja AALI.

Meski demikian, dia berpendapat jika belum terdapat indikasi bagi harga CPO untuk meningkat dalam waktu dekat ini. Salah satu penyebabnya, kata Mario, akibat harga soybean yang juga turun. 

"Saat ini produksi soya cukup bagus dan stok di India dan China bagus. Terakhir-terakhir ini, harga soya cukup mendekati CPO sehingga orang berpikir lebih baik membeli soya daripada CPO," kata Mario di Menara Astra, Jakarta, pekan lalu. 

Dia melanjutkan, dengan harga CPO yang terus mengalami penurunan sejak tahun lalu, performa perusahaan-perusahaan di industri ini juga ikut turun, termasuk kinerja AALI. Mario membandingkan, pada kuartal I/2022 harga rata-rata CPO per kilogram adalah Rp15.000, sementara pada kuartal I/2023 harga CPO turun menjadi Rp12.000 per kg.

"Kinerja di kuartal I/2023, industri ini suffer di tahun ini karena harganya ketinggian di tahun lalu. Karena ini revenue kami drop," ujar Mario. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper