Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Borong Saham ERAA, INTP & KIJA saat IHSG Diprediksi Menguat

IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas dengan support and resistance 6.694-6.741.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas pada awal pekan ini yang digerakkan oleh sentimen luar negeri dan domestik.

Pada perdagangan Jumat (6/7/2023), IHSG ditutup melemah sebesar 40 poin atau 0,60 persen ke level 6.716 . Sektor transportasi di posisi terlemah turun sebesar -1,55 persen. Sedangkan sektor industri dasar paling kuat naik 0,49 persen.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan berdasarkan analisa teknikal, IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas dengan support and resistance 6.694-6.741.

“Pekan ini merupakan pekan yang penting bagi pelaku pasar dan investor, khususnya datang dari Amerika dan China karena ada data ketenagakerjaan Amerika yang pekan lalu keluar, akan terkonfirmasi kembali,” jelasnya dalam riset, Senin (10/7/2023)

Dari Amerika, akan muncul dua data yang dicermati, yaitu data pengangguran dan inflasi. Untuk data pengangguran, kata Nico, diproyeksikan justru mengalami penurunan, yang sebelumnya 3,7 persen menjadi 3,6 persen. Hal in semakin membuktikan data ketenagakerjaan kian solid yang membuat situasi dan kondisi dari ruang kenaikkan tingkat suku bunga semakin terbuka lebar.

“Namun ada obat penawar untuk The Fed, yakni data inflasi secara tahunan [YoY] diproyeksikan mengalami penurunan, dari sebelumnya 4 persen, mungkin akan turun hingga 3 persen – 3,5% persen,” pungkasnya.

Dari dalam negeri, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 tetap tinggi sebesar US$137,5 miliar, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2023 sebesar US$139,3 miliar.

Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Hari ini, Pilarmas Sekuritas merekomendasikan investor untuk mencermati saham ERAA dengan target support dan resistensi 486-540, saham INTP pada 9.975-10.300, dan saham KIJA pada 149-165.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper