Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapitalisasi Apple Pecah Rekor, Bagaimana Nasib Emiten Teknologi Indonesia?

Meskipun tak sebesar Apple Inc, GOTO dan DCII di Indonesia berhasil mencatatkan nasib yang serupa dalam hal peningkatan kapitalisasi pasar pada semester I/2023.
Kapitalisasi Apple Pecah Rekor, Bagaimana dengan Emiten Teknologi Indonesia? Bisnis/Arief Hermawan P
Kapitalisasi Apple Pecah Rekor, Bagaimana dengan Emiten Teknologi Indonesia? Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Apple Inc. baru saja memecahkan rekor dalam hal kapitalisasi pasarnya. Hal ini menjadi sentimen positif bagi industri teknologi dunia. Lalu bagaimana dengan tren kapitalisasi pasar emiten teknologi di Indonesia seperti GOTO, DCII, EMTK dan BUKA?

Seperti diketahuit Apple Inc. mencatatkan sejarah sebagai perusahaan pertama yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$3 triliun atau Rp45.000 triliun. Dilansir Bloomberg pada Sabtu (1/7/2023), saham produsen iPhone ini ditutup menguat 2,31 persen ke US$193,97 per saham pada Jumat, sehingga kapitalisasi pasarnya menjadi US$3,05 triliun, setara Rp45.872 triliun.

Sepanjang tahun ini, kapitalisasi pasar Apple telah naik US$983 miliar dan berjarak US$500 miliar di atas perusahaan terbesar berikutnya, Microsoft. Capaian bersejarah saham Apple membantu Indeks Nasdaq 100 mencatat kinerja terbaiknya di semester I/2023, mendorong reli saham yang lebih luas yang menandakan dominasi perusahaan-perusahaan teknologi besar.

Adapun, di Indonesia terdapat sejumlah emiten yang menggeluti sektor teknologi. Namun demikian, nasib emiten-emiten di sektor tersebut cenderung beragam dalam hal pergerakan kapitalisasi pasarnya sepanjang tahun ini.

Kapitalisasi pasar atau market cap PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) mengalami peningkatan pada semester I/2023. Sementara kapitalisasi pasar BELI, EMTK, hingga BUKA justru menurun.

Berdasarkan data Bloomberg Terminal, kapitalisasi pasar GOTO terpantau naik 20,89 persen dari Rp107,78 triliun menjadi Rp130,28 triliun pada semester I/2023. Adapun jumlah saham GOTO yang beredar saat ini mencapai 1,18 triliun (1.184.363.929.502) saham.

Selain GOTO, emiten kongsi Salim-Toto Sugiri, yakni DCII mengalami peningkatan kapitalisasi pasar tipis 1,21 persen dari Rp87,78 triliun menjadi Rp88,85 triliun pada semester I/2023.

Total saham DCII mencapai 2,38 miliar (2.383.745.900) saham dengan kepemilikan Toto Sugiri mencapai 712,78 juta (712.784.905) saham atau setara 29,90 persen. Sementara Anthoni Salim menggenggam 265,03 juta (265.033.461) atau setara 11,12 persen.

Di sisi lain, beberapa saham teknologi tergabung dalam IDXTECHNO yang mengalami penurunan kapitalisasi pasar adalah BELI, EMTK, dan BUKA.

PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli yang merupakan entitas grup Djarum mengalami penurunan kapitalisasi pasar 2,98 persen dari Rp55,69 triliun menjadi Rp54,03 triliun pada semester I/2023.

Saham BELI yang beredar pun mencapai 118,49 miliar (118.493.291.840). Afiliasi grup Djarum pada saham BELI tercatat melalui PT Global Investama Andalan yang menggenggam 99,15 miliar (99.155.152.000) saham atau setara 83,68 persen.

Dalam prospektus BELI, tercantum bahwa pemegang saham pengendali dari BELI adalah PT Global Investama Andalan, sedangkan pihak pemilik manfaat (ultimate beneficial ownership) Perseroan adalah Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono.

Berikutnya, grup Emtek PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) juga mengalami penurunan kapitalisasi pasar hingga 31,07 persen dari Rp55,69 triliun menjadi Rp54,03 triliun.

Dari daftar pemegang saham nama taipan Eddy Sariaatmadja tercatat sebagai pemegang saham pengendali EMTK dengan kepemilikan 13,43 miliar (13.439.147.454) saham atau setara 21,9 persen.

Selain itu, Anthoni Salim juga memiliki 5,51 miliar (5.510.302.220) saham EMTK atau setara 9 persen dari total 61,24 miliar (61.241.751.483) saham yang beredar.

Selanjutnya, kapitalisasi pasar dari PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mengalami penurunan hingga 19,07 persen pada semester I/2023. Kapitalisasi pasar BUKA turun dari Rp27 triliun menjadi Rp21,85 triliun pada paruh pertama 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper