Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lo Kheng Hong Buka-bukaan Taktik Jual Saham di Harga Tinggi

Lo Kheng Hong tidak ragu untuk berinvestasi pada perusahaan yang mengalami kerugian.
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Investor kawakan Lo Kheng Hong mengungkapkan taktiknya menjual saham murah di harga tinggi. Lo Kheng Hong menuturkan pengalamannya yang sudah beberapa kali membeli saham murah dan menjualnya di harga tinggi. 

Lo Kheng Hong bercerita pada 2016, dirinya membeli saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) pada harga sekitar Rp100. Padahal, kata dia, nilai buku per saham INDY saat itu adalah Rp1.100. 

"Memang waktu itu INDY tambang batu bara terbesar di Indonesia. Harga batu bara waktu itu US$50 per ton. Tapi saya tahu batu bara itu komoditas, hari ini suram, besok bisa cemerlang," ujar Lo Kheng Hong dalam kanal YouTube Intiland Development berjudul Exclusive Talkshow "Warren Buffett Wisdom" by Lo Kheng Hong, dikutip Sabtu (25/6/2023). 

Lo Kheng Hong menuturkan proses membeli saham INDY pelan-pelan, hingga bisa menjadi pemegang saham terbesar nomor 4 di INDY. Lalu, dua tahun kemudian harga batu bara yang suram menjadi naik dan harga saham INDY ikut naik ke level Rp4.000.

"Saya jual saham yang harganya Rp4.000 lebih itu. Jadi kapan sebaiknya kita menjual? Saya kan beli Mercy harga bajai, ketika si bajai itu kembali jadi Mercy, kita jual," ucapnya. 

Lo Kheng Hong pun menjual sahamnya di INDY secara bertahap karena memiliki jumlah saham yang besar. Hal ini dilakukan untuk menghindari auto reject bawah (ARB) saham INDY, sekaligus agar bisa mendapatkan harga terbaik. 

Adapun menurutnya wonderful company adalah perusahaan yang memiliki cuan besar dan terus tumbuh. Menurutnya, terdapat dua sektor yang memiliki potensi cuan banyak, yakni perbankan dan batu bara. 

Meski demikian, tidak semua perusahaan dalam portofolio Lo Kheng Hong mencetak laba bersih. Saat ini Lo Kheng Hong diketahui menggenggam dua saham yang mencatatkan rugi, yakni PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) dan PT Intiland Development Tbk. (DILD). 

Proses pembelian saham perusahaan yang mengalami kerugian ini juga dilakukan Lo Kheng Hong saat membeli INDY dahulu.

"Saya beli DILD ketika rugi. Ketika saya bertanya, berapa nilai proyek intiland di 56 proyeknya, DILD bilang Rp20 triliun. Market cap-nya Rp1,5 triliun, semua proyeknya Rp20 triliun, itu kan Mercy harga Bajai," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper