Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Melemah, Hanya ASII dan BBNI Big Caps yang Menguat

IHSG ditutup melemah dengan penurunan sebesar 0,19 persen ke posisi 6.686,05 pada Senin (19/6/2023).
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah dengan penurunan sebesar 0,19 persen ke posisi 6.686,05 pada Senin (19/6/2023).

IHSG tercatat melemah 12,48 poin dan sempat mencapai posisi tertinggi di 6.705,03 dan terendah di 6.669,05. Sebanyak 254 saham ditutup parkir di zona hijau, 269 saham melemah, dan 218 saham lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.

Indeks sektoral terpantau ditutup bervariasi dengan koreksi terdalam dialami sektor teknologi sebesar 1,07 persen. Kemudian disusul sektor kesehatan yang turun 0,49 persen dan energi terkoreksi 0,28 persen.

Sementara itu sektor yang naik paling tinggi ketika IHSG melemah adalah transportasi sebesar 0,89 persen, properti sebesar 1,01 persen dan konsumer non cyclical naik 0,18 persen.

Sebagian besar saham-saham di daftar top 10 big caps ditutup di zona merah. Penurunan terdalam dialami saham BBCA dengan koreksi 0,55 persen. Kemudian disusul BYAN dan BMRI yang masing-masing terkoreksi 0,49 persen pada penutupan.

Segelintir big caps yang menguat adalah ASII dengan kenaikan 0,36 persen dan BBNI naik 0,28 persen. Sementara itu TPIA dan GOTO stagnan di harga yang sama dengan penutupan sebelumnya.

Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen. Dari eksternal, pasar akan mengantisipasi pernyataan Kepala The Fed Jerome Powell pada pekan depan (22/6/2023).

Sebagaimana diketahui, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25 persen dan membuka sinyal akan menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali lagi di sisa 2023 karena level inflasi Amerika Serikat masih berada di atas target.

Dari dalam negeri, pasar juga akan mengantisipasi keputusan Bank Indonesia yang akan menggelar rapat Dewan gubernur (RDG) pada 21—22 Juni 2023.

“Bank Indonesia diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di 5,75 persen pada Juni 2023, menyusul tren penurunan inflasi ke 4 persen pada Mei 2023 dan kondisi ekonomi Indonesia yang relatif stabil,” tulis Phintraco.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper