Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jual 5 Aset, Eagle High (BWPT) Alokasi Kas untuk Bangun Pabrik

PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) akan memakai dana divestasi 5 aset untuk pengembangan pabrik kelapa sawit (PKS) hingga peremajaan alat.
PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) akan memakai dana divestasi 5 aset untuk pengembangan pabrik kelapa sawit (PKS) hingga peremajaan alat.
PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) akan memakai dana divestasi 5 aset untuk pengembangan pabrik kelapa sawit (PKS) hingga peremajaan alat.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten sawit Grup Rajawali milik taipan Peter Sondakh, PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) menjual seluruh kepemilikan saham dalam lima anak usahanya kepada PT Nova Anugerah Abadi.

Kelima anak usaha BWPT yang dilepas tersebut adalah PT Arrtu Plantation, PT Arrtu Agro Nusantara, PT Arrtu Borneo Perkebunan, PT Arrtu Energie Resourses, dan PT Mandiri Kapital Jaya. Berdasarkan laporan keuangan BWPT per 31 Maret 2023, total aset lima anak perusahaan ini mencapai Rp1,88 triliun.

Direktur Utama Eagle High Plantation Henderi Djunaidi menejelaskan proses divestasi ini bakal berdampak positif bagi BWPT. Arus kas dan neraca diharapkan makin menguat dan mempercepat pertumbuhan di bisnis inti yang sejauh ini menjadi sumber profitabilitas Eagle High.

“Arus kas yang dibebaskan dengan adanya divestasi ini akan digunakan untuk mempercepat pembangunan pabrik kelapa sawit baru, dengan kombinasi energi yang terbarukan.  Selain itu, kami juga dapat mempercepat pekerjaan rehabilitasi dan peremajaan mesin serta alat berat,” kata Henderi kepada Bisnis, Sabtu (17/6/2023).

Pada 2023, BWPT menganggarkan capex sebesar Rp200 miliar. Alokasi capex paling besar untuk pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) berkapasitas 30 ton per jam di Kalimantan Timur pada kuartal IV/2023.

Diharapkan PKS baru dapar beroperasi komersil dalam 12-18 bulan kemudian. Berikutnya capex untuk peremajaan alat, rehabilitasi, dan proses mekanisasi.

Henderi mengatakan BWPT berencana meningkatkan kapasitas pabrik dan produktivitas tandan buah segar (TBS) melalui ekspansi internal dari hak guna usaha (HGU) yang ada. BWPT juga berencana melakukan pembelian buah dari pihak ketiga.

“Selain itu, kami akan terus berfokus meningkatkan efisiensi dan efektivitas melalui mekanisasi, shared-services, dan proses digitalisasi,” tambahnya.

Per Maret 2023, utang bank dan lembaga keuangan bukan bank BWPT mencapai Rp6,65 triliun, membaik dari sebelumnya Rp6,81 triliun pada akhir 2022.

Pada kuartal I/2023, BPWT berhasil mengurangi utang bank jatuh tempo lebih dari 1 tahun menjadi Rp3,88 triliun dari Rp5,44 triliun pada akhir 2022.

Namun, BWPT masih mencatatkan utang dari aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual senilai Rp1,4 triliun. Aset tidak lancar tersebut terkait dengan penjualan atau divestasi 5 aset.

Pada kuartal I/2023, BWPT mencatatkan pendapatan usaha Rp1,04 triliun, naik 40,48 persen year on year (yoy) dari Rp744,49 miliar per Maret 2022. Pendapatan usaha ditopang minyak kelapa sawit Rp929,23 miliar, selanjutnya penjualan inti kernel Rp81,94 miliar dan tandan buah segar Rp24,7 miliar.

Dari sisi produksi, BWPT menghasilkan CPO 75.000 ton pada kuartal I/2023, dan produksi palm kernel 14.000 ton. Produksi CPO tumbuh 86 persen pada kuartal I/2023 sehingga mendorong pendapatan.

Peningkatan pendapatan BWPT turut mendorong kinerja bottom line. BWPT mencatatkan laba bersih Rp18,27 miliar pada kuartal I/2023 dibandingkan rugi bersih Rp217,67 miliar per Maret 2022.

Pada 2022 lalu, BWPT berhasil mencetak laba untuk kali pertama setelah membukukan rugi sejak 2014. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, BWPT membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp17,47 miliar, berbalik dari rugi Rp1,40 triliun pada 2021.

Melihat prospek bisnis ke depan, Henderi mengatakan BWPT akan tetap berkomitmen pada target pertumbuhan dua digit dan berfokus pada bisnis inti untuk meningkatkan produktivitas dan utilisasi pabrik.

“Hal ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan jangka pendek maupun jangka panjang Grup” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper