Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Loyo Jelang Meeting The Fed Nanti Malam, Ada Apa Sebenarnya?

Melemahnya IHSG terjadi menjelang pengumuman suku bunga Federal Reserve atau The Fed pada Kamis (15/6/2023) dini hari.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I Rabu, (14/6/2023) menjadi salah satu indeks saham yang melemah, di saat bursa di kawasan Asia lainnya mengalami penguatan. Melemahnya IHSG terjadi menjelang pengumuman suku bunga Federal Reserve atau The Fed pada Kamis (15/6/2023) dini hari.

Di saat bersamaan, tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) pada Mei 2023 berada di level 4 persen year-on-year (YoY) atau lebih rendah daripada perkiraan 4,1 persen, dan turun dibanding posisi April 2023 sebesar 4,9 persen YoY. Hal tersebut memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 5,25 persen.

Berdasarkan data RTI, hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, IHSG terkoreksi 0,54 persen ke level 6.682,70. Sedangkan beberapa bursa kawasan Asia lainnya menguat seperti Nikkei 225 Jepang naik 1,30 persen, dan Shanghai Indeks China naik 0,24 persen.

Vice President & Senior Technical Analyst Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan penurunan IHSG lebih bersifat lokal dari pada regional, karena sebagian besar indeks Asia bergerak di zona positif.

Menurutnya, setelah IHSG mengalami kenaikan selama sepekan, kemarin IHSG terkoreksi mencapai level kritis yaitu trendline pola downchannel sejak Oktober 2022, dan mendekati area psikologis 6.750. 

"Koreksi hari ini merupakan reaksi jangka pendek, dan perlu diperhatikan pola transaksi di area 6.650-6.630," ujar Alfatih kepada Bisnis, Rabu, (14/6/2023).

Di lain sisi, Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) memberikan kejutan pada Selasa (13/6/2023) kemarin dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 10 basis poin menjadi 1,9 persen. Penurunan suku bunga tersebut menjadi yang pertama sejak Agustus 2022, sehingga membuat PBoC menambah likuiditas sebesar 2 miliar yuan (US$ 279,97 juta) ke perekonomian. 

"Penurunan suku bunga China dapat menurunkan nilai yuan. Hal itu dapat meningkatkan ekspor China, sebaliknya dapat membebani Indonesia sebagai net importir," kata Alfatih.

Kendati demikian, Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia mengatakan setelah rilisnya data inflasi AS Mei 2023 melandai ke level terendah dalam setahun ini pada angka 4 persen yoy, sentimen bullish semakin terasa di pasar saham bahkan S&P500 dan Nasdaq berhasil mencapai titik tertinggi mereka dalam 52 minggu. Hal itu juga mendukung keyakinan The Fed akan menahan suku bunga.

"Kemungkinan Federal Reserve akan menahan Fed Fund Rate tetap di level 5-5,25 persen,  bertambah menjadi 95 persen  dibanding 81 persen sehari sebelumnya. Namun kemungkinan kenaikan suku bunga di bulan Juli juga bertambah menjadi 60 persen dari 50 persen pada sehari sebelumnya," ujar Liza saat dihubungi.

Menurutnya, sentimen yang harusnya turut membawa aura bullish ke market malah tidak terasa pada IHSG yang saat ini bergerak di teritori negatif, dipicu oleh penurunan saham berkapitalisasi besar seperti GOTO dan memerahnya saham-saham perbankan bluechips. 

"Sektor teknologi harusnya yang paling berbahagia apabila Fed Fund Rate tidak jadi naik lagi sesuai ekspektasi di atas, malah terkesan masih berhati-hati dan belum mau terlalu optimis," ujarnya.

Dia mengatakan, posisi IHSG di resistance krusial penting sekitar 6.735-6.765 cukup membuat was-was para pelaku pasar menjelang hasil FOMC Meeting, sehingga para investor cenderung wait and see sambil menunggu arah keputusan The Fed soal suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper