Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Singapore Airlines Terbang Tinggi, Beda Nasib dengan Garuda (GIAA)

Saham Singapore Airlines di Bursa Efek Singapura diperdagangkan pada level tertinggi dalam lima tahun.
Singapore Airlines/Istimewa
Singapore Airlines/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Saham Singapore Airlines Ltd. mengalami kenaikan 32 persen dalam tiga bulan terakhir, menjadi jawara di antara saham maskapai global setelah membukukan rekor keuntungan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (13/6/2023), saham Singapore Airlines di Bursa Efek Singapura diperdagangkan pada level tertinggi dalam lima tahun, dengan kenaikan yang dipercepat bulan lalu setelah perusahaan melaporkan pendapatan bersih tahunan tertinggi pasca Covid. Saham tersebut adalah yang berkinerja terbaik di Bloomberg World Airlines Index untuk periode sejak 13 Maret 2023.

Saham Singapore Airlines sempat naik lebih dari 2 persen pada Selasa, menuju kenaikan 10 hari berturut-turut, atau penguatan beruntun terpanjang sejak 2008. Analis melihat positif laju saham tersebut, yang masih 45 persen di bawah rekor tertinggi sepanjang masa pada 2000.

“Lalu lintas penumpang belum sepenuhnya mencapai level praCovid, dan perjalanan musim panas yang lebih tinggi secara musiman ke belahan Bumi Utara baru saja lepas landas,” kata Thilan Wickramasinghe, analis di Maybank Securities Pte.

Selain itu, kinerja maskapai juga akan terdorong oleh adanya ekspektasi akan meningkatnya permintaan perjalanan dari China pada paruh kedua 2023 saat pembukaan kembali wilayah tersebut berlangsung.

Ketika maskapai penerbangan secara global telah memperkirakan bisnis secara bertahap membaik sejak pandemi, beberapa investor semakin berhati-hati di sektor ini secara keseluruhan di tengah tarif tinggi, ancaman resesi, dan pemulihan China yang tidak merata. Performa luar biasa Singapore Airlines mungkin sebagian karena persepsi keunggulan dibandingkan maskapai lain.

“Investasi SIA dalam branding premium, seperti menawarkan wifi gratis di semua kelas kabin seharusnya memungkinkan mereka untuk mempertahankan pangsa pasar, bahkan ketika lebih banyak kapasitas pesaing mengudara,” kata Wickramasinghe.

Sementara itu, berbanding terbalik dengan Singapore Airlines, saham PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) hari ini stagnan dan parkir di level Rp66. Saham GIAA mendapat tiga notasi khusus dari bursa, yaitu B yang berarti adanya permohonan pernyataan pailit kepada perseroan, notasi E yang berarti ekuitas negatif, dan notasi X yang berarti dipantau khusus oleh BEI.

“Kami sedang upayakan beberapa aksi korporasi, tetapi belum terfinalisasi dan belum bisa saya bagikan sekarang,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra ketika dihubungi Bisnis, Senin (12/6/2023).

Dia sebelumnya mengemukakan bahwa pendapatan usaha GIAA pada 2023 berpotensi bertambah 84-87 persen dibandingkan dengan tahun lalu atau menjadi sekitar US$3,86 miliar sampai US$3,92 miliar. Peningkatan akan didukung oleh penambahan dan restorasi armada serta prospek kenaikan jumlah penumpang yang diangkut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Blo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper