Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUPST Mayora Indah (MYOR) Putuskan Dividen Rp35 per Saham

Secara total, dividen Mayora Indah (MYOR) untuk tahun buku 2022 mencapai Rp782,55 miliar.
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menyetujui untuk membagikan dividen final sebesar Rp35 per saham untuk tahun buku 2022 kepada para pemegang sahamnya. Keputusan ini disepakati dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan yang digelar pada Selasa (13/6/2023).

Secara total, dividen MYOR mencapai Rp782,55 miliar dan merefleksikan rasio pembayaran sebesar 40,22 persen. Rasio tersebut naik daripada tahun buku 2021 yang saat itu bertengger di 39,62 persen.

“RUPS menyepakati penggunaan laba sebesar Rp2 miliar masuk ke dana cadangan, kemudian Rp782,55 miliar atau Rp35 per saham sebagai dividen dan Rp1,185 triliun sebagai laba ditahan,” papar manajemen Mayora dalam paparan publik secara daring, Selasa (13/6/2023).

Seiring dengan pengumuman pembagian dividen, harga saham MYOR terpantau menguat 2,59 persen ke Rp2.770 sampai pukul 15.45 WIB. Saham emiten dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp61,93 triliun diperdagangkan di rentang Rp2.690 sampai Rp2.900 sepanjang sesi. Secara year-to-date (YtD), saham MYOR telah terapresiasi 11,24 persen.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp1,94 triliun. Capaian itu merefleksikan kenaikan 63,68 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,18 triliun.

Kenaikan laba bersih Mayora tidak terlepas dari kinerja penjualan sepanjang 2022 yang tumbuh 9,90 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp30,66 triliun dari Rp27,90 triliun pada tahun sebelumnya. Penjualan domestik naik 10,88 persen secara tahunan menjadi Rp17,80 triliun, sementara ekspor naik 8,48 persen YoY menjadi Rp12,89 triliun dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp11,88 triliun.

Manajemen MYOR mengemukakan terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi perusahaan sepanjang 2022, di antaranya adalah penyebaran varian baru Covid-19 di tengah masa transisi dan ancaman resesi di berbagai negara. Selain itu, MYOR mengakui kondisi persaingan usaha yang makin ketat karena kehadiran produk kompetitor baru, baik dari pemain lokal maupun produk impor.

“Kami juga menghadapi tantangan seiring dengan meningkatnya harga komoditas dan biaya pengiriman,” lanjut manajemen.

Tantangan ini turut tecermin dalam penurunan laba kotor 2022 sebesar 1,20 persen YoY sehingga menjadi Rp6,83 triliun. Koreksi laba kotor disebabkan oleh kenaikan beban pokok penjualan yang mencapai 13,57 persen YoY, lebih tinggi daripada kenaikan penjualan, sehingga menjadi Rp23,82 triliun.

Meningkatnya beban bahan baku dan kemasan yang mencapai 16,90 persen secara tahunan menjadi penyebab. MYOR harus merogoh Rp19,33 triliun untuk pembelian bahan baku, meningkat daripada 2021 lalu yang berjumlah Rp16,54 triliun.

Namun, efisiensi pada sejumlah beban usaha berhasil menyelamatkan kinerja MYOR dari penurunan bottom line. Secara total, beban usaha sepanjang 2022 ditekan hingga 14,45 persen sehingga menjadi Rp4,40 triliun, dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp5,15 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper