Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pelayaran Tebar Dividen, Saham Samudera Indonesia (SMDR) Dijagokan

Sejumlah emiten pelayaran membukukan kinerja cemerlang sepanjang 2022, yang dibuktikan dengan pembayaran dividen kepada para pemegang saham.
Armada PT Samudera Indonesia Tbk./samudera.id
Armada PT Samudera Indonesia Tbk./samudera.id

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten pelayaran membukukan kinerja cemerlang sepanjang 2022, yang dibuktikan dengan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Lalu seperti apa prospeknya ke depan? 

Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi mengatakan, prospek emiten pelayaran ke depan positif, tercermin dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2023 dari sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 15,93 persen year-on year (yoy). 

"Prospek emiten pelayaran juga didukung oleh gangguan rantai pasokan yang juga mulai kembali normal," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (7/6/2023).  

Terkait dengan harga saham emiten pelayaran, Wisnu mengatakan katalis yang bisa mendorong harga sahamnya di antaranya pertumbuhan kinerja secara fundamental. 

"Fundamental yang baik tentu akan mendorong kinerja sahamnya. Namun, jika kita lihat kinerja kuartal I/2023 beberapa emiten pelayaran justru labanya turun seperti TMAS, dan SMDR," imbuhnya.

Adapun, Wisnu merekomendasikan jika ingin memanfaatkan saham emiten pelayaran untuk trading, saham SMDR bisa dipertimbangkan dengan target harga di Rp400 dan dan cutloss pada posisi Rp350.

Dihubungi terpisah, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, salah satu faktor yang menjadi katalis bagi saham emiten pelayaran adalah kinerja ekspor Indonesia mengingat komoditas tambang sebagai salah satu produk unggulan ekspor Indonesia yang memerlukan jasa pelayaran dalam pengiriman. 

Namun, Valdy mengatakan ada kecenderungan penurunan harga komoditas sejak pertengahan Desember 2022 yang dapat berpengaruh pada aktivitas ekspor karena perlambatan aktivitas manufaktur di AS sejalan dengan agresivitas kenaikan sukubunga acuan The Fed sejak pertengahan 2022. 

Selanjutnya, ada pula faktor pengetatan kebijakan moneter juga dilakukan oleh ECB yang juga berdampak negatif pada aktivitas manufaktur di Euro Area.

Faktor lain adalah hasil penelitian yang menunjukan bahwa jumlah PLTU yang diaktifkan kembali di Eropa ternyata tidak sebesar yang dikhawatirkan. "Kombinasi faktor-faktor tersebut menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk komoditas secara general," jelasnya. 

Lebih lanjut, Valdy menjelaskan bahwa untuk saat ini, potensi katalis positif yang dapat menopang kinerja emiten pelayaran adalah ekspektasi tercapainya terminal rate di AS yang berpotensi mendorong pemulihan aktivitas manufaktur di AS. 

"Saat ini memang belum ada petunjuk yang jelas mengenai berapa level terminal rate. Akan tetapi pasar meyakini bahwa terminal rate tersebut sudah tidak jauh dari level saat ini. Dengan demikian, diperkirakan The Fed bisa mulai menurunkan suku bunga acuan paling cepat di awal 2024," tambahnya.

Untuk rekomendasi saham emiten pelayaran secara teknikal Phintraco Sekuritas juga merekomendasikan saham SMDR untuk dikoleksi, yang masih akan bergerak sideways pada rentang Rp346-Rp386 dan tengah menguji pivot di Rp360-Rp368.

Phintraco Sekuritas memperkirakan level resistance saham SMDR berada pada Rp386 dan level support di Rp346. 

Pada akhir perdagangan Rabu (7/6/2023), harga saham SMDR sendiri tak bergerak atau stagnan di posisi Rp360 per saham. Sepanjang 2023 berjalan, harga saham SMDR turun tipis 6,47 persen, dan dibandingkan dengan setahun lalu turun 33,09 persen. 

Adapun, SMDR telah mengusulkan membagikan dividen jumbo untuk tahun buku 2022 dengan total mencapai Rp655 miliar atau Rp40 per saham yang terdiri atas dividen interim yang sudah dibagikan pada tahun lalu senilai Rp163,8 miliar atau Rp10 per saham, dan sebanyak Rp491,3 miliar atau Rp30 per saham tahun ini.  

Pada tahun-tahun sebelumnya, SMDR juga rutin membagikan dividen. Pada 2017 SMDR membagikan Rp65,5 miliar atau Rp4 per saham, lalu pada 2018 membagikan Rp52,4 miliar atau 3,2 per lembar saham. Selanjutnya, pada 2019 Perseroan membagikan Rp26,2 miliar atau Rp1,6 per lembar saham.  

Kemudian, pada masa pandemi SMDR juga tetap membagikan dividen dengan dividen tahun buku 2020 mencapai Rp32,7 miliar atau Rp2 per lembar saham, pada 2021 senilai Rp163,8 miliar atau Rp10 per lembar saham, dan dilanjutnya dengan dividen interim dengan nilai yang sama, Rp163,8 miliar pada Agustus 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper