Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tergelincir dari Rekor Tertinggi Nantikan Data Ekonomi AS

Harga emas mulai bergerak variatif setelah sempat turun meski masih di kisaran US$2.000 per troy ons, menantikan data ekonomi AS.
Emas
Emas

Bisnis.com, JAKARTA -  Harga emas melemah pada perdagangan Kamis (6/4/2023) namun bertahan di atas posisi US$2.000 per troy ons, tertekan oleh pemulihan dolar AS menjelang laporan Non-Farm Employment Change AS, yang cukup dinantikan untuk mencari kejelasan laju suku bunga bank sentral AS.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (6/4/2023) pukul 18.00 WIB, harga emas Comex terpantau naik 0,80 poin atau 0,04 persen ke US$2.036,40 per troy ons. Sementara itu, harga emas Spot terpantau masih bergerak di zona merah, turun 0,07 persen atau 1,37 poin ke US$2.019,36 per troy ons. 

Tim Analis ICDX menyebutkan harga emas menjauhi level tertinggi dalam dua tahun terpukul oleh penguatan indeks dolar sementara data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan indikasi pelemahan ekonomi. 

Aktivitas sektor jasa dilaporkan melambat dengan US ISM Services PMI  di level 51,2 dari laporan sebelumnya 55,1, namun angka PMI di atas level 50 menunjukkan ekspansi industri secara keseluruhan. 

Automatic Data Processing, Inc. merilis US ADP Non-Farm Employment Change yang mengukur perubahan angka tenaga kerja di luar sektor pertanian dan pemerintahan sebesar 145.000, lebih rendah dari laporan sebelumnya 261.000, sekaligus melesat jauh dari proyeksi di 208.000.  

Perlambatan ekonomi diperkuat oleh laporan neraca perdagangan AS dari Departemen Perdagangan yang menunjukkan pelebaran defisit menjadi -US$$70,5 miliar dari -US$68,7 miliar. 

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah The Fed perlu menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan selanjutnya pada Mei mendatang. 

"Mester sebelumnya berpandangan perlunya melangkah sedikit lebih tinggi lagi untuk menjinakkan inflasi yang tinggi," ungkap Tim Analis ICDX dalam riset, Kamis (6/4/2023). 
 
Terkait kondisi sektor keuangan, Mester mencatat The Fed belum mengetahui durasi atau besarnya dampak dari runtuhnya dua bank regional AS dan pengambilalihan Credit Suisse, menambah ketidakpastian prospek ekonomi. Selanjutnya pelaku pasar menantikan data US Non-Farm Employment Change yang mungkin memberi petunjuk terkait keberlanjutan kebijakan suku bunga bank sentral AS. 

"Penguatan dolar membuat emas yang berdenominasi mata uang tersebut menjadi terasa lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga menahan aksi beli emas dan melemahkan harga emas," imbuh Tim Analis ICDX.

ICDX memperkirakan harga emas melemah dengan support saat ini beralih ke areal US$1.995,29 dan resistance terdekatnya berada di areal US$2.025,49. Adapun, support terjauhnya berada di areal US$1.985,22 hingga ke areal US$1.980,58, sementara untuk resistance terjauhnya berada di areal US$2.035,56 hingga ke areal US$2.040,98.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper