Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO BUMN: ASDP Ditunda, Palm Co dan Pupuk Kaltim Terus Dikebut

Kementerian BUM memutuskan untuk menunda IPO PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) di tahun ini. Sementara Palm Co dan Pupuk Kaltim terus dikebut.
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan paparan dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 di Jakarta, Rabu (1/2/2023). Bisnis/Suselo Jati
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan paparan dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 di Jakarta, Rabu (1/2/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah memutuskan untuk menunda rencana aksi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun ini. Hal itu lantaran belum ada arahan dari Menteri Badan Usaha Milik Rakyat (BUMN) Erick Thohir. Meski begitu, rencana IPO perusahaan pelat merah lainnya seperti Palm CO dan Pupuk Kaltim terus dikebut.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin menuturkan perusahaan pelat merah jasa penyeberangan perairan tersebut tidak akan melanjutkan rencana melantai di Bursa Efek Indonesia. “IPO ditunda, tidak jadi tahun ini,”  tutur Shelvy kepada Bisnis dikutip Sabtu (18/3/2023).

Hal ini lantaran, ASDP sebagai perusahaan pelat merah belum mendapatkan jatah untuk IPO tahun ini. “Karena sesuai arahan dari Menteri BUMN, tidak termasuk prioritas IPO,” tambah Shelvy.

Salah satu perusahaan pelat merah yang tahun ini dapat jatah untuk melakukan IPO adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang telah digelar pada bulan Februari lalu.Lalu akan disusul oleh PT Pertamina Hulu Energy (PHE) yang juga dikabarkan mendapat jatah IPO tahun ini.

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, Di antara BUMN dan entitas afiliasinya, sejumlah perusahaan yang sudah menyatakan minat dan tengah mempersiapkan diri untuk IPO di antaranya terdapat PT Pertamina Geothermal Energy, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Pupuk Kaltim, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), hingga PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Lantaran, ASDP yang sempat merencanakan aksi penawaran umum perdana atau IPO tahun 2022, urung dilakukan. Sembari menunggu IPO, ASDP akan mengejar progres akusisi sejumlah perusahaan penyeberangan.

"Kemarin kami sempat mau berencana tahun ini, tetapi ada beberapa BUMN juga yang memang mau IPO. Pemegang saham punya skala prioritas,jadi kami diminta unutk persiapkan tahun depan," ujar Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi kepada Bisnis Indonesia beberapa waktu lalu.

Sementara untuk Holding BUMN Perkebunan PTPN III (Persero) menargetkan aksi penggalangan dana publik salah satu subholding-nya, Palm Co, melalui initial public offering (IPO) dapat terealisasi pada kuartal IV/2023. Dana IPO yang dibidik mencapai Rp8 triliun.

Sekretaris Perusahaan PTPN III Bambang Agustian menjelaskan bahwa proses pembentukan Palm Co masih berlangsung. Palm Co nantinya akan menaungi bisnis perkebunan sawit PTPN.

“Rencana dana yang digalang dalam IPO Palm Co yaitu diproyeksikan sebesar Rp6 triliun sampai Rp8 triliun. Saat ini masih dalam proses pembentukan Palm Co dan IPO Palm Co direncanakan dilakukan di kuartal keempat 2023,” kata Bambang kepada Bisnis, Rabu (15/3/2023).

Dia menjelaskan bahwa dana hasil IPO akan dipakai untuk meningkatkan nilai tambah aset perkebunan PTPN. Berdasarkan laporan tahunan PTPN III, luas perkebunan sawit yang dimiliki mencapai 560.078 hektare (ha) per Desember 2021. Sebanyak 463.848 ha di antaranya merupakan tanaman menghasilkan dan 42.023 ha merupakan tanaman belum menghasilkan.

PTPN III juga bakal menggunakan dana IPO untuk optimalisasi peningkatan margin EBITDA, meningkatkan ekuitas perusahaan melalui pertumbuhan profitabilitas, mendorong investasi, dan mengurangi utang.

“Kami juga akan memakai dana IPO untuk meningkatkan aspek ESG dan ketahanan pangan serta energi,” tambah Bambang.

Rencana IPO ini juga didukung dengan prospek bisnis sawit yang masih positif ke depannya. Bambang mengatakan sawit merupakan pemasok lebih dari 30 persen pasokan minyak nabati dunia. Permintaan minyak sawit dan turunannya juga meningkat karena permintaan dari sektor pangan dan energi yang terus tumbuh.

Sementara itu , perusahaan BUMN lainnya yakni PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim (PKT) menargetkan seluruh proses IPO akan rampung pada semester I/2023. Adapun perseroan menargetkan dana yang akan dihimpun mencapai US$500 juta atau sekitar Rp7,8 triliun.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Achmad Bakir Pasaman mengatakan, sebagian dana IPO yang didapat, nantinya akan dipergunakan untuk pembangunan pabrik pupuk ammonia dan urea di Papua Barat. Adapun Pupuk Indonesia sudah mengeluarkan surat agar Pupuk Kaltim segera merealisasikan proyek tersebut.

Selain dari dana IPO, Bakir mengatakan Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia akan mencari alternatif pendanaan paling murah. Bakir tidak menyebut maksud dari pendanaan paling murah, tetapi Bakir menepis kemungkinan dana berasal dari Penanaman Modal Negara (PMN).

“Kalau memang IPO ini dilaksanakan itu kan pendanaannya digunakan untuk mengembangkan investasi,” ujar Bakir Januari lalu.

Adapun proyek pabrik Papua Barat ini menjadi salah satu prioritas Pupuk Indonesia di 2023. Hal ini karena proyek ini sudah masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dalam pemberitaan Bisnis beberapa waktu lalu, Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury menyampaikan Pupuk Kaltim paling cepat melakukan registrasi untuk IPO ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada kuartal I/2023.

“Untuk PHE sudah mendaftarkan rencana IPO-nya ke OJK pada Desember 2022 ini. Yang lain seperti Palm Co dan PKT maksimal akan mengajukan pendaftaran ke OJK pada kuartal I/2023. Targetnya di semester I/2023 seluruh proses IPO ini sudah selesai,” jelasnya kala itu.

IPO Pupuk Kaltim merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pupuk nasional. Rencana IPO Pupuk Kaltim dinilai dapat meningkatkan kapasitas produksi, sehingga ketersediaan pupuk bagi terciptanya ketahanan pangan dapat terwujud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Widya Islamiati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper