Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Semen Indonesia (SMGR) Tumbuh Berkat Efisiensi Beban, Cek Analisanya

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) mencatatkan adanya peningkatan laba meski terjadi penurunan pendapatan sepanjang 2022.
Proses muat produk Semen Indonesia untuk pengiriman di Pelabuhan Teluk Bayur./Dwi Nicken Tari
Proses muat produk Semen Indonesia untuk pengiriman di Pelabuhan Teluk Bayur./Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) mencatatkan adanya peningkatan laba meski terjadi penurunan pendapatan sepanjang 2022. Hal ini berkat adanya penurunan pada sejumlah komponen beban.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, SMGR mencatatkan pendapatan sebesar Rp36,37 triliun sepanjang 2022. Angka ini turun 0,88 persen dari Rp36,7 triliun pada 2021.

Pendapatan SMGR terdiri dari pihak berelasi dan pihak ketiga. Secara rinci, pendapatan dari pihak berelasi turun 9,35 persen menjadi Rp2,2 triliun, dan pihak ketiga turun 0,28 persen menjadi Rp34,17 triliun.

Selanjutnya, SMGR mencatatkan adanya peningkatan beban pokok pendapatan dari Rp24,97 triliun menjadi Rp25,7 triliun. Adapun laba kotor SMGR menurun 8,96 persen menjadi Rp10,67 triliun sepanjang 2022.

Selain itu, terdapat beberapa beban yang turun signifikan sehingga terjadi peningkatan laba meski terjadi penurunan pendapatan.

Beberapa diantaranya adalah beban penjualan yang turun 10,39 persen menjadi 2,94 triliun, beban keuangan turun 21,04 persen menjadi Rp1,42 triliun, dan beban pajak penghasilan turun 43,69 persen menjadi Rp799,75 miliar.

Setelah dikurangi berbagai beban lain yang dapat diefisienkan, SMGR mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,36 triliun sepanjang 2022. Laba tersebut meningkat 15,54 persen dari Rp2,04 triliun pada 2021.

Sementara itu, jumlah aset SMGR meningkat 1,45 persen dari Rp81,76 triliun di akhir 2021 menjadi Rp82,96 triliun di akhir 2022. Di sisi lain, jumlah liabilitas menurun 10,34 persen dari Rp37,11 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp33,27 triliun pada 31 Desember 2022.

Kemudian untuk kas dan setara kas akhir tahun terjadi peningkatan hingga 103 persen dari Rp2,95 triliun menjadi Rp6 triliun.

Direktur Supply Chain SMGR Adi Munandir mengatakan saat ini industri semen nasional masih dibayangi tantangan besar mulai dari pasar yang kompetitif dan kelebihan pasokan. SMGR akan melakukan optimalisasi fasilitas produksi dan penguatan jaringan distribusi yang ekstensif untuk mempertahankan dominasi di pasar semen nasional.

“Penguatan jaringan distribusi yang ekstensif ini juga sekaligus berkontribusi pada efisiensi biaya logistik untuk peningkatan profitabilitas,” katanya dalam rilis, Jumat (17/2/2023)..

Adi menjelaskan, pasca integrasi dengan Semen Baturaja pada Desember 2022 lalu, kini SIG memiliki pabrik semen terintegrasi di 9 lokasi, pabrik pengemasan di 31 lokasi, 7 pabrik penggilingan semen, 40 pelabuhan, serta didukung 460 distributor, baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), dan 70.000 toko retail di Indonesia.

Dia menambahkan, bergabungnya Semen Baturaja, akan memperkuat jalur distribusi di Sumatra yang merupakan pasar terbesar kedua di Indonesia. Sedangkan untuk efisiensi jaringan logistik, SIG juga menerapkan model bisnis logistik terkonsolidasi (cargo consolidator).

“Model bisnis ini membantu perusahaan melakukan optimalisasi armada agar distribusi lebih fleksibel dan mencapai efisiensi dari peningkatan utilisasi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper