Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harap-harap Cemas Kebijakan PPKM Dicabut, Rupiah Jadi Ditutup Melemah

Mata uang rupiah ditutup melemah sebesar 40 poin di posisi Rp15.632 terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (26/12/2022)
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup melemah sebesar 40 poin di posisi Rp15.632 terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (26/12/2022).

Di sisi lain, dolar AS terpantau stagnan akibat pasar valuta asing libur Natal dan statement Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup melemah 0,26 persen atau 40 poin ke posisi Rp15.632 pada perdagangan hari ini (26/12/2022). Indeks dolar terpantau stagan di posisi 104.040.

Sejumlah mata uang asing juga terpantau melemah bersama rupiah yaitu, Dolar Hongkong melemah 0,01 persen, Peso Philipina melemah 0,07 persen, dan Ringgit Malaysia melemah sebesar 0,02 persen. Beberapa mata uang asing yang menguat yaitu Yen Jepan sebesar 0,03 persen, Dolar Singapura sebesar 0,19 persen, Won Korea sebesar 0,50 persen, Rupee India sebesar 0,21 persen dan Bath Thailand sebesar 0,,09 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan jika pelemahan rupiah dihadapan dolar AS terjadi saat pasar valuta asing libur Natal dan Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda menepis kemungkinan keluarnya jangka pendek dari kebijakan moneter yang sangat longgar dan mendorong perusahaan untuk menaikkan upah.

Selain itu, kebijakan china terkait Covid-19 juga turut berpengaruh, terlebih salah satu pakar statistik China mengungapkan keraguan laporan statistic kematian akibat Covid tidak menggambarkan keadaan sebenarnya.

Diluar sentimen eksternal tersebut, dari dalam negeri Ibrahim menjelaskan jika saat ini pasar sedang menunggu kebijakan pencabutan PPKM di akhir tahun.

“Bank Indonesia meyakini, bahwa pencabutan PPKM ini, akan berdampak positif bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Karena mobilitas masyarakat akan meningkat, sehingga mendorong perekonomian lebih baik khususnya kegiatan konsumsi dari pemerintah,” katanya dalam riset harian, Senin (26/12/2022).

Sementara itu, kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat, khususnya didorong ekspor batu bara, CPO, besi dan baja, serta ekspor jasa, seiring permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat  serta dampak positif kebijakan yang ditempuh Pemerintah. Secara spasial, kinerja positif ekspor ditopang terutama didorong Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), yang tetap tumbuh kuat.

Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.620 - Rp15.670.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper