Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Menanti Berkah Window Dressing yang Masih Malu-Malu Kucing

Pengaruh window dressing terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2022 diprediksi tidak akan signifikan seperti tahun–tahun sebelumnya.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pengaruh window dressing terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2022 diprediksi tidak akan signifikan seperti tahun–tahun sebelumnya akibat keluarnya investor asing dari Indonesia.

Chief Investment Officer STAR AM Susanto Chandra mengatakan window dressing masih berpotensi terjadi pada IHSG pada penghujung 2022. Meski demikian, Susanto mengatakan momentum pendukung fase ini akan lebih minimal dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya.

Menurut Susanto investor asing saat ini masih melakukan rebalancing portofolio dan belum berminat untuk masuk ke saham Indonesia. Hal tersebut tercermin dari inflow ke pasar saham yang belum terlalu besar.

“Kami melihat mayoritas saham kapitalisasi besar sejauh ini juga mengalami net outflow investor asing,” kata Susanto saat dihubungi, Jumat (23/12/2022).

Adapun, STAR AM kini mulai fokus melihat potensi pasar pada tahun depan. Menurut Susanto, pemulihan ekonomi pasca pandemi virus corona akan menjadi salah satu katalis positif penopang IHSG di tahun 2023.

Selanjutnya, siklus kenaikan suku bunga global yang sudah berada di puncaknya pada 2023 juga akan dicermati pelaku pasar dan berpotensi mengerek naik aliran dana asing ke pasar Indonesia.

“Oleh karena itu kami melihat sektor perbankan dan konsumer akan menjadi sektor yang mendorong IHSG pada tahun depan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan fase window dressing belum terlihat di pasar saham Indonesia jelang penutupan tahun 2022. Hal tersebut karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejauh ini masih cenderung tertekan.

“Window dressing belum terjadi karena IHSG sejauh ini masih bergerak di bawah 7.080,” jelasnya.

Meski demikian, Rudiyanto optimistis window dressing masih dapat terjadi di sisa tahun 2022. Menurutnya fase window dressing dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Keyakinan  tersebut ditopang oleh data – data perekonomian Indonesia yang cukup positif di akhir tahun. Selain itu, laporan keuangan emiten juga mayoritas mencatatkan pertumbuhan kinerja. Hal tersebut akan berimbas positif terhadap pergerakan indeks acuan dan gairah pelaku pasar saham jelang tutup tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper