Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Melemah Tiga Hari Beruntun, Terimbas Kekhawatiran Resesi Global yang Meningkat

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 281,76 poin atau 0,85 persen, ke 32.920,46, Indeks S&P 500 turun 43,39 poin atau 1,11 persen ke 3.852,36.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (16/12/2022). Melanjutkan tren pelemahan dalam dua sesi perdagangan sebelumnya. Hal ini terjadi karena investor khawatir terhadap kebijakan kenaikan suku bunga The Fed yang bisa menggiring ekonomi masuk ke dalam resesi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 281,76 poin atau 0,85 persen, ke 32.920,46, Indeks S&P 500 turun 43,39 poin atau 1,11 persen ke 3.852,36. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melorot 105,12 poin atau 0,97 persen. menjadi 10.705,41 poin.

dalam sepekan terakhir indeks Dow Jones koreksi  1,66 persen, S&P 500 turun 2,09 persen dan Nasdaq jatuh 2,72 persen.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah,memimpin penurunanadaah sektor real estat dan konsumen masing-masing terpangkas 2,96 persen dan 1,74 persen.

Pasar saham AS terhuyung-huyung sejak keputusan bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), seperti yang telah diprediksi pasar. Tetapi komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan The Fed akan lebih banyak melakukan pengetatan kebijakan suku bunga, bahkan bank sentral memproyeksikan bahwa suku bunga akan melampaui angka 5,0 persen pada 2023.

Komentar lebih lanjut datang dari pejabat The Fed lainnya yang menambah kekhawatiran pelaku pasar. Presiden The Fed New York John Williams mengatakan pada Jumat (16/12/2022) bahwa masih ada kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan tahun depan. Pembuat kebijakan menambahkan bahwa dia tidak mengantisipasi resesi karena pengetatan agresif The Fed.

Selain itu Presiden Bank Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan "masuk akal" untuk percaya bahwa begitu suku bunga kebijakan Fed mencapai puncaknya, suku bunga tersebut dapat bertahan di sana hingga 2024.

"Rasanya seolah-olah akhirnya pasar mulai memahami bahwa berita buruk adalah berita buruk, dan itulah yang mulai terjadi. Sejak titik terendah Oktober, pasar terus memperhitungkan apa yang saya anggap sebagai optimisme substansial pada fakta bahwa Fed dapat menavigasi dan melakukan soft landing yang sukses," kata Analis Ekuitas dan Manajer Portofolio Aptus Capital Advisors, Dave Wagner, Seperti dikutip Antara, Sabtu (17/12/2022).

"Akhirnya, pasar mempertimbangkan bahwa berita buruk seharusnya berarti hal buruk bagi pasar." Tambahnya.

Di sisi ekonomi, sebuah laporan menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi lebih lanjut pada Desember karena pesanan baru merosot ke level terendah hanya dalam waktu 2,5 tahun, meskipun pelonggaran permintaan membantu mendinginkan inflasi.

Nasdaq yang padat teknologi pada Kamis (15/12/2022) ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, level teknis utama yang dilihat sebagai tanda momentum. Pada Jumat (16/12/2022), S&P juga ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 hari.

prospek "reli Sinterklas", atau kenaikan akhir tahun, di pasar tahun ini telah meredup, karena mayoritas bank sentral global telah mengadopsi kebijakan pengetatan. Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa adalah yang terbaru menunjukkan siklus kenaikan suku bunga yang diperpanjang pada Kamis (15/12/2022).

Meta Platforms Inc naik 2,82 persen setelah J.P. Morgan meningkatkan peringkat saham menjadi "overweight" dari "neutral", sementara Adobe Inc naik 2,99 persen setelah pembuat Photoshop itu memperkirakan laba kuartal pertama di atas ekspektasi.

Exact Sciences Corp melonjak 16,39 persen setelah tes kanker saingannya Guardant Health Inc meleset dari harapan, sementara General Motors Co kehilangan 3,91 persen setelah unit robotaxi-nya Cruise menghadapi penyelidikan keselamatan oleh regulator keselamatan mobil AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper