Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Turun, Manulife (MAMI) Ungkap Faktor Penyebabnya

Dana kelolaan Manulife Asset Manajemen Indonesia (MAMI) turun menjadi Rp49,98 triliun per September 2022, berbanding Rp56,68 triliun pada Juni 2021.
Manulife Aset Manajemen Indonesia, Reksa dana./Istimewa.
Manulife Aset Manajemen Indonesia, Reksa dana./Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) sejumlah manajer investasi tercatat turun. Namun peluang tumbuh industri diyakini tetap terbuka lebar.

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksa dana pada September 2022 turun 2,04 persen menjadi Rp533,92 triliun dibandingkan dengan Rp544,84 triliun pada Agustus 2022.

Tren penurunan dana kelolaan telah terlihat sejak awal tahun (year-to-date). Per akhir Juni 2022, total AUM berada di angka Rp548,48 triliun atau turun 1,74 persen secara bulanan. Salah satu manajer investasi yang mengalami penurunan dana kelolaan tahun berjalan adalah Manulife Asset Manajemen Indonesia (MAMI). 

Tercatat, pada akhir semester I/2022 dana kelolaan perusahaan ini sebesar Rp53,05 triliun, turun 6,41 persen dibandingkan dengan semester I/2021 di angka Rp56,68 triliun. Dana kelolaan MAMI kembali turun menjadi Rp49,98 triliun per September 2022.

CEO & President Director Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa mengatakan penurunan AUM reksa dana pada perusahaan MI salah satunya disebabkan oleh perpindahan aset produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) alias unit linked dari reksa dana ke Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), mengikuti SE OJK No. 05/SEOJK.05/2022 tentang produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (SE OJK PAYDI).

Meski turun, Afifa mengatakan dana kelolaan MAMI cenderung meningkat 45 persen pada kurun September 2020—September 2022, lebih tinggi daripada pertumbuhan AUM industri reksa dana sebesar 4,7 persen.

“Jumlah investor MAMI juga terus bertambah hingga mencapai 1,9 juta investor pada akhir September 2022,” kata Afifa kepada Bisnis, Minggu (16/10/2022).

Dengan 96 manajer investasi yang menawarkan beragam jenis reksa dana dengan minimum investasi mulai dari Rp10.000, Afifa berpandangan industri reksa dana menghadapi perkembangan yang positif. Peningkatan jumlah agen penjual efek reksa dana (APERD) juga dia sebut memberikan kemudahan akses bagi masyarakat yang ingin berinvestasi di instrumen ini.

“Kami optimistis industri reksa dana masih memiliki ruang yang luas untuk terus bertumbuh.  Apalagi jika didorong oleh peningkatan literasi keuangan bagi masyarakat luas secara lebih intensif,” tambahnya.

Dia menambahkan kenaikan dan penurunan dana kelolaan di perusahaan MI turut dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Namun dia memastikan perusahaan tetap mengedepankan tata kelola yang baik, termasuk pada kondisi pasar yang menantang.

“Kami berupaya sungguh-sungguh dalam menjaga kepercayaan seluruh investor, baik investor institusi maupun investor ritel; dan ini merupakan hal yang utama bagi kami.  Proses pemilihan saham, obligasi, maupun instrumen pasar uang dilakukan sesuai prosedur untuk memberikan imbal hasil yang optimal dalam jangka panjang,” kata dia.

Untuk diketahui, meski AUM industri secara tahun berjalan turun, total dana kelolaan tersebut tetap lebih tinggi 1,85 persen dibandingkan dengan posisi Juni 2021 sebesar Rp538,47 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper