Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Pagi Ini, Pelaku Pasar Nantikan Rapat The Fed

Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2022 terpantau menguat 0,33 persen atau 5,8 poin ke level US$1.742,90 per troy ounce pada pukul 9.49 WIB.
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (26/7/2022) di saat investor menghitung mundur menjelang rapat kebijakan Federal Reserve yang diperkirakan melanjutkan pengetatan kebijakan agresifnya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2022 terpantau menguat 0,33 persen atau 5,8 poin ke level US$1.742,90 per troy ounce pada pukul 9.49 WIB.

Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,35 persen atau 5,99 poin ke level US$US$1.725,77 per troy ounce.

Harga emas menguat setelah tergelincir pada perdagangan sebelumnya. Pelaku pasar kini memperkirakan kenaikan 75 basis poin pada pertemuan The Fed pada 26-27 Juli, meskipun prospek setelah itu lebih sulit diprediksi. Pelaku pasar telah menurunkan ekspektasi pengetatan yang diperlukan The Fed untuk menjinakkan inflasi.

Emas berada di jalur pelemahan bulanan keempat berturut-turut, setelah turun ke level terendah sejak Maret 2021 pekan lalu, karena bank sentral memperketat kebijakan moneter untuk menahan tekanan harga.

Meskipun pengetatan The Fed telah memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi, daya tarik emas sebagai safe haven telah tertekan oleh penguatan dolar AS, greenback telah melemah dari rekor rekor tertinggi pada pertengahan Juli.

Kepala pasar institusional global ABC Refinery Nicholas Frappell mengatakan dolar AS turun dari level tertinggi dan hal tersebut diperkirakan membantu meningkatkan minat terhadap emas.

“Sejauh ini, reli emas tidak sepenuhnya meyakinkan, dan para pedagang menunggu pertemuan Fed untuk panduan lebih lanjut," ungkap Frappell seperti dikutip Bloomberg, Selasa (26/7/2022).

Data PDB kuartal kedua yang akan dirilis Kamis akan menunjukkan apakah AS berada dalam resesi teknis, meskipun pemerintahan Presiden Joe Biden tidak mengindahkan pentingnya laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper