Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat Sesi I, Saham Komoditas HRUM, ANTM, ADMR Memanas

IHSG terpantau pada posisi 6.709,05, atau menguat 0,75 persen dengan dorongan saham-saham komoditas.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas,  Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau naik pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (19/7/2022) dengan dorongan saham-saham komoditas tambang seperti HRUM, ANTM, ADMR.

IHSG terpantau pada posisi 6.709,05, atau menguat 0,75 persen. Sepanjang sesi pertama IHSG bergerak pada rentang 6.626,25 - 6.719,22.

Tercatat, 299 saham menguat, 184 saham melemah dan 179 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp8.877,26 triliun.

PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) terpantau menjadi saham dengan kenaikan terbesar sejauh ini setelah menguat 34,81 persen ke Rp182.

Saham lain yang terpantau menguat adalah adalah PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang naik 9,19 persen ke Rp1.485 PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang menguat 5,13 persen ke level Rp1.640 serta PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang menguat 9,24 persen ke Rp1.655.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, Indeks DJIA sempat menguat 357 poin atau 1,14 persen di awal perdagangan.

"Akan tetapi, penguatan tersebut tidak dapat dipertahankan karena kurang kondusifnya hasil release laporan keuangan emiten sehingga akhirnya Indeks DJIA justru ditutup turun sekitar 0,69 persen," kata Edwin dalam risetnya, Selasa (19/7/2022).

Dia melanjutkan, penurunan DJIA yang dikombinasikan dengan kembali tajamnya kejatuhan harga batu bara di hari keempat sebesar 8 persen, bakal membuat IHSG dihujani tekanan jual. Sebagai informasi, dengan turunnya harga batu bara di hari keempat, maka selama empat hari berturut-turut harga batu bara jatuh sebesar 21,76 persen.

Selain itu, tekanan jual juga datang dari jatuhnya harga timah sebesar 2,04 persen di tengah kembali naiknya yield obligasi AS dan Indonesia untuk tenor 10 tahun.

Edwin memperkirakan IHSG akan diperdagangkan dalam rentang 6.613-6.703.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper