Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggu Keputusan FOMC Meeting, Rupiah Melemah Tembus Rp14.745!

Rupiah ditutup melemah setelah indeks dolar AS bertahan di dekat puncak 20 tahun
Nilai tukar rupiah ditutup melemah menembus Rp14.745 per dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nilai tukar rupiah ditutup melemah menembus Rp14.745 per dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan tengah pekan, Rabu (15/6/2022).

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang Garuda ditutup turun 46 poin atau 0,31 persen ke level Rp14.745 per dolar AS.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya ditutup bervariasi yakni yen Jepang yang menguat 0,52 persen, won Korea Selatan yang menguat 0,31 persen, yuan China yang menguat 0,31 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,02 persen.

Sementara itu, indeks dolar di pasar spot tercatat melemah 0,48 persen ke level 105,01.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar bertahan di dekat puncak 20 tahun semalam menjelang hasil pertemuan kebijakan The Federal Reserve.

Kenaikan dolar ini diakibatkan oleh pasar yang memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin yang terlalu besar karena pembuat kebijakan mencoba mengendalikan inflasi yang merajalela.

Kenaikan tajam mengikuti laporan media, pertama oleh Wall Street Journal, bahwa kenaikan suku bunga yang lebih besar akan terjadi setelah data yang dirilis minggu lalu menunjukkan indeks harga konsumen AS melonjak 8,6 persen dalam 12 bulan hingga Mei. Kenaikan ini merupakan kenaikan terbesar secara tahunan atau year on year dalam empat dekade.

"Dolar telah menguat dalam beberapa bulan terakhir berkat kenaikan suku bunga The Fed di depan sebagian besar bank sentral utama lainnya," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (15/6/2022).

Sementara itu, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi yang diukur atas Indeks Harga Konsumen (IHK) pada tahun 2022 akan meningkat hingga mencapai 4,2 persen.

Kondisi tersebut menjadi cerminan koordinasi fiskal dan moneter yang sangat kuat, di mana fiskal meningkatkan subsidi sehingga tidak semua kenaikan harga energi dan komoditas dunia berdampak kepada inflasi dalam negeri. BI juga ikut berpartisipasi dalam pembiayaan anggaran negara untuk tahun ini.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.420-Rp14.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper