Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manajer Investasi Sebut Reksa Dana Pengelolaan Aktif Masih Menarik?

Para Manajemen Investasi menyebutkan bahwa reksa dana pengelolaan aktif dalam jangka pendek ini menjadi produk pilihan bagi para investornya.
ilustrasi investasi reksa dana
ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Para Manajer Investasi menyebutkan bahwa reksa dana pengelolaan aktif dalam jangka pendek ini menjadi produk pilihan bagi para investornya.

Direktur Ashmore Asset Management Steven Satya Yudha mengungkapkan kinerja instrumen reksa dana indeks saat ini sejalan dengan pertumbuhan IHSG yang telah mencapai 9 - 10 persen di tahun 2022.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksa dana indeks mencatatkan pertumbuhan dua digit secara tahunan dan bulanan, yakni 14 persen dan 12 persen hingga Mei 2022.

Kendati demikian, dari sisi volume, reksa dana indeks masih jauh di bawah jenis reksa dana lainnya, dengan total dana kelolaan Rp10,67 triliun.

"[Pertumbuhan dana kelolaan] didorong oleh pemulihan ekonomi akibat transisi masa pandemi-endemi serta penguatan harga komoditas global yang berdampak positif bagi ekonomi domestik," jelas Steven kepada Bisnis, Kamis (9/8/2022).

Di sisi lain, mengenai volume transaksi yang relatif rendah tersebut, Steven menyampaikan hal tersebut disebabkan oleh minat investor yang relatif lebih tinggi terhadap reksa dana dengan pengelolaan aktif di siklus saat ini.

Di mana mampu mengoptimalkan kinerja pada sektor-sektor seperti komoditas yang memang sangat unggul tahun ini.

Namun secara umum, Steven menyampaikan bahwa appetite investor pada reksa dana saham tahun ini telah kembali pulih.

"Untuk jangka pendek, sebagaimana yang saya jelaskan di atas, reksa dana dengan pengelolaan aktif relatif masih menjadi preferensi investor di tengah siklus high inflation dan recovery dari masa pandemi," ungkapnya.

Sedangkan pengecualian terjadi bagi investor dengan profil risiko yang lebih moderat.

Steven pun percaya dengan prospek ekonomi yang positif, kinerja reksa dana indeks juga akan memiliki prospek positif di tahun ini.

Dia menjelaskan, hingga kuartal 1/2022, pendapatan emiten dapat bertumbuh di kisaran 40 - 50 persen year on year (yoy) yang ditopang oleh sektor komoditas dan perbankan.

Ditambah lagi, menurutnya resiliensi ekonomi domestik terhadap pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan The Fed relatif lebih baik tahun ini dikarenakan surplus pada neraca perdagangan dan transaksi berjalan serta disiplin fiskal yang lebih baik.

"Tentunya hal ini berdampak pada kinerja pasar modal yang lebih baik. Secara ytd 2022, IHSG merupakan salah satu indeks dengan kinerja terbaik dibandingkan indeks global lainnya.

Ashmore Asset Management ungkap Steven yang kini memiliki dua produk terkait reksa dana indeks yaitu Ashmore ETF LQ45 Alpha dan Ashmore Saham Sejahtera Nusantara 2 mimiliki konerja yang melampaui kinerja indeks LQ45 dalam 2-3 persen.

Meski demikian Steven mengaku masih belum berencana menambah produk reksa dana indeks baru.

Steven mengatakan, untuk meningkatkan kinerja, Ashmore akan meningkatkan presisi dalam hal eksekusi serta kapabilitas sistem karena pengelolaan reksa dana indeks lebih bersifat pasif.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi mengungkapkan hal yang serupa.

"Memang secara umum reksa dana di Indonesia yang lebih favorit ataupun yang lebih banyak diminati adalah reksa dana saham yang berbasis active management," kata Eri kepada Bisnis, Kamis (9/6/2022).

Eri pun mengungkapkan, terkait hal tersebut memang tidak diketahui alasan khusus. Namun dia memperkirakan bahwa karena masih cukup banyak harapan bahwa kinerja reksa dana bisa mengungguli indeks-indeks yang ada sehingga investor cenderung memilih reksa dana yang memiliki fleksibilitas baik dari isi portofolio dan komposisi nya.

Terkait hal tersebut, Eri mengungkapkan sentimen yang akan mempengaruhi kinerja reksa dana indeks adalah arus dana investor asing yang biasanya masuk ke saham.

"Kami perkirakan adalah arus dana investor asing yang biasanya lebih banyak ke saham-saham yang masuk kategori likuid dan berbasis ESG," katanya.

Selain itu, kehadiran saham-saham baru (IPO) yang bisa masuk kedalam indeks-indeks yang ada menurut Eri juga akan mempengaruhi kinerja reksa dana indeks.

Eri pun mengungkapkan, produk reksa dana berbasis indeks yang ada di Batavia Prosperindo Aset Manajemen juga berkinerja cukup baik.

Dia mengatakan, perusahaannya juga terus berupaya menambah agen penjual reksa dana indeks supaya semakin menjangkau lebih banyak lagi investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper