Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah, Nantikan Data Ekonomi Awal Bulan

Rupiah koreksi 0,03 persen atau 4 poin pada awal perdagangan menjadi Rp14.335 per dolar AS.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka terkoreksi tipis di hadapan dolar AS sehari setelah libur Imlek, meskipun indeks dolar AS mengalami pelemahan.

Pukul 09.10 WIB, rupiah mengalami koreksi 0,03 persen atau 4 poin menjadi Rp14.335 per dolar AS. Indeks dolar AS turun 0,15 persen ke level 96,236.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan pada hari ini rupiah akan bergerak fluktuatif dan kemungkinan menguat tipis pada rentang Rp14.360 - Rp13.900.

Ibrahim mengatakan pasar merespons positif prediksi pemerintah mengenai puncak kasus Covid-19 varian Omicron akan terjadi pada awal hingga pertengahan Februari 2022 menjadi kenyataan.

“Jumlah kasus virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan dalam sepekan terakhir. Peningkatan itu dianggap imbas dari libur tahun baru serta varian Omicron yang pertama kali terdeteksi 15 Desember 2021 di Indonesia,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (31/1/2022).

Adapun, pemerintah tengah mempersiapkan penambahan tempat tidur dan oksigen di seluruh rumah sakit Indonesia untuk menjaga tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta agar warga yang dinyatakan terinfeksi Covid-19 dengan status tanpa gejala atau OTG tidak perlu mendatangi rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya untuk menjalani rawat inap.

Dari sisi eksternal, pelaku pasar memperkirakan suku bunga AS akan naik 28,5 bps pada Maret 2022 dan sebesar 119,5 bps secara kumulatif pada akhir tahun. Imbal hasil Treasury AS pun turun ke sekitar 1,77 persen atau jauh di bawah level tertinggi dalam dua tahun terakhir sebesar 1,9 persen pada pekan lalu.

Adapun, pergerakan imbal hasil Obligasi AS bertenor 10 tahun bergerak sesuai dengan ekspektasi kenaikan suku bunga kendati posisinya masih berada di level tertinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper