Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Terakhir 2021, Kinerja Reksa Dana Saham Loyo Sendirian

Instrumen reksa dana saham belum mampu mencatatkan kinerja positif yaitu turun 0,10 persen meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat dalam sepekan.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Seluruh instrumen reksa dana kecuali reksa dana saham pada pekan terakhir Desember 2021 mencatatkan pertumbuhan kinerja. Adapun reksa dana campuran memimpin penguatan kinerja selama sepekan.

Berdasarkan laporan mingguan Infovesta yang dirilis Senin (3/1/2022), pada periode 24 Desember 2021 hingga 30 Desember 2021, kinerja instrumen reksa dana bergerak dalam rentang minus 0,10 persen hingga 0,15 persen.

Infovesta menuliskan, instrumen reksa dana saham belum mampu mencatatkan kinerja positif yaitu turun 0,10 persen meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat dalam sepekan.

Pada perdagangan terakhir di 2021, Kamis (30/12/2021), IHSG ditutup turun 0,29 persen dan parkir di level 6.581. Namun dalam sepekan, IHSG tercatat menguat 0,40 persen dengan sektor yang memimpin yaitu teknologi yang naik 4,67 persen dan energi tumbuh 2,67 persen.

Sementara itu, kinerja indeks acuan pasar surat utang turut membukukan kinerja positif baik dari surat berharga negara (SBN) yang naik 0,12 persen dan obligasi korporasi naik 0,09 persen.

“Hal tersebut membawa naik reksa dana campuran 0,15 persen dan reksa dana pendapatan tetap naik 0,01 persen,” tulis Infovesta dalam laporannya, Senin (3/1/2022).

Di sisi lain, Infovesta menyampaikan bahwa reksa dana pasar uang bergerak stagnan dengan naik 0,06 persen.

Infovesta menyebutkan, dalam minggu terakhir di 2021, capital inflow tercatat sebesar Rp497,44 miliar di pasar saham dan Rp550 miliar di pasar surat utang per 29 Desember 2021.

Lalu kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tercatat turun sebesar 0,23 persen menjadi Rp14.252 per dolar AS.

Jika melihat kinerja sepanjang tahun hingga 30 Desember 2021, instrumen reksa dana campuran masih memimpin kinerja dengan telah menguat sebesar 4,94 persen. Menyusul dibawahnya reksa dana pasar uang yang telah tumbuh sebanyak 3,26 persen sepanjang tahun (year to date/ ytd).

Reksa dana pendapatan tetap mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,32 persen ytd per 30 Desember 2021, dan reksa dana saham tumbuh sebesar 1,03 persen.

Beralih ke instrumen reksa dana syariah dalam sepekan, instrumen reksa dana saham syariah justru terpantau memimpin pertumbuhan kinerja dengan naik 0,46 persen.

Sementara itu instrumen reksa dana campuran syariah juga tumbuh sebesar 0,13 persen, reksa dana pasar uang syariah naik 0,05 persen. Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap syariah turun 0,02 persen pada minggu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper