Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Buka Perdagangan Bursa 2022, Saham New Economy Siap Dorong IHSG Tahun Ini?

Pelaku pasar mengharapkan unicorn besar dapat segera IPO untuk mendorong indeks tahun ini.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/12/2021). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/12/2021). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo  membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun 2022 pada hari ini, Senin 3 Januari 2022. Pelaku pasar mengharapkan unicorn besar dapat segera IPO untuk mendorong IHSG tahun ini.

Presiden Jokowi dijadwalkan akan melakukan penekanan layar sentuh sebagai tanda pembukaan perdagangan BEI tahun 2022 pada pukul 08.57 WIB, kemudian menyampaikan pidato pukul 09.10 WIB.

Adapun, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan akan menyampaikan laporan sebelum Presiden Jokowi.

Pada tahun ini, para pelaku pasar berharap unicorn sekelas GoTo segera IPO untuk mendorong pertumbuhan indeks teknologi dan IHSG.

Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata percaya indeks bermuatan saham-saham new economy tersebut masih akan tumbuh tahun ini. Namun dengan catatan, unicorn seperti GoTo benar-benar melakukan aksi penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

"Menyambut IPO GOTO, sepertinya market masih akan mengintai sektor teknologi, terutama investor atau trader generasi milenial saat ini yang perilaku trading-nya sudah tidak melulu di saham LQ45," katanya kepada Bisnis, dikutip Senin (3/1/2021).

Liza menambahkan walaupun IPO Bukalapak tidak menggembirakan karena harganya yang overvalue. Tetapi, pasar berekspektasi GoTo ditengarai punya kinerja yang lebih baik daripada kompetitor berkaca dari kinerja perusahaan dan pangsa pasar.

Dia berharap IPO jumbo raksasa teknologi itu dapat mmembuat investor asing masih tertarik untuk melirik  dan  mempercayakan dana pada emerging market seperti Indonesia ini.

"Asing kami harapkan masih menginginkan pasar Indonesia untuk pilihan equity di tahun depan karena kita masih meyakini insentif dan dukungan dari pemerintah akan memperlihatkan hasil terbesar tahun ini," katanya.

Liza menambahkan pemerintah secara intensif juga mengakomodir start up digital yang belum mencetak keuntungan namun cukup berperan sebagai penggerak indeks karena kapitalisasi pasar yang lumayan besar.

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kapitalisasi pasar indeks sektor teknologi itu baru sekitar empat persen dari IHSG. Dia optimistis dengan masuknya raksasa teknologi itu dapat menaikkan kapitalisasi hingga dua kali lipat.

"Kapitalisasi pasar teknologi hanya sekitar 4 persen hingga 5 persen. Jika GoTo masuk bisa naik hingga 7 sampai 8 persen," katanya kepada Bisnis baru-baru ini.

GoTo, lanjutnya, bisa saja memang mengerek indeks. Akan tetapi dengan catatan secara fundamental baik begitu juga dengan valuasi yang rendah.

Jika kedua faktor tidak dipenuhi maka ada kemungkinan penguatan hanya terjadi sesaat seperti BUKA. Sebab, Wawan beranggapan indeks teknologi sejauh ini hanya ditopang oleh ekspektasi dari para investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper